” Berebut Jadi Orang Bodoh “

Foto by: enda_inspirasi

Samar, tapi jelas. Suara itu isyarat untuk menyapa ku.

“Halo Abang Ketua DPRD…” Suara samar di salah satu meja tempat sarapan itu.

Respect, Aku menoleh ke samping. Betul saja, dua orang lelaki tersenyum mengulurkan tangan menyapaku. Yang satu masih terlihat muda, dan satu lagi sudah agak berumur.

Nggak begitu kenal sih, tapi rasa-rasanya akrab. Dugaanku, mereka adalah teman FBku. Lalu aku menghampiri mereka, tentunya dengan senyuman khas milikku…😊

“Eh… apakabar bang…?” Sapaku menyalami duluan si Bapak seakan mengenalnya.

“Alhamdulillah Baik… Ini bukan hanya Ketua DPRD, tapi Calon Walikota” balas si Bapak menggenggam tanganku sambil melirik si anak muda dan mengernyitkan alis matanya mengisyaratkan. 🙄😊

Aku hanya bisa tersenyum, dan mengeluarkan suara tawa kecil sebagai bentuk penghargaan kepada mereka dan kemudian berlalu mencari meja sarapan pagi untuk duduk.

Sepuluh hari yang lalu, Ada juga petinggi salah satu partai di Riau menelephon ku. Setelah memperkenalkan diri, tanpa basa-basi, beliau menyarankan kepada saya, agar meloby petinggi PKS agar bisa menjadi Ketua DPRD.

“Pak Sabarudi, loby lah cepat Petinggi PKS tu, kalau perlu ke DPP sana. Awak tu yang pantas jadi Ketua DPRD.” Sarannya melalui HP saya.

Saya tersenyum geli mendengar saran petinggi partai tersebut. Namun saya tetap maklum dan menghargainya. Kabarnya, Beliau juga terpilih duduk di lembaga legislatif .

Ada juga sih yang sekedar bergurau terkait dengan jabatan Ketua DPRD kepada saya, baik langsung maupun melalui medsos. Namun semua itu saya abaikan, bahkan saya sengaja meresponsnya dengan dingin. 😊

Perlu saya tegaskan dan saya luruskan disini. Saya dan partai saya PKS itu BEDA. Kami senantiasa selalu dilatih dengan nilai-nilai Islami. Salah satunya terkait masalah jabatan (Amanah).

Serius, kami itu agak tabu kalau sudah bicara masalah jabatan. Apatah lagi jika berhasrat untuk meloby kesana kemari. Nggak ada di kami itu yang krasak krusuk bernafsu ingin merebut jabatan. Kalaupun ada, itu indikasi penyimpangan, dan biasanya akan mudah diketahui.

PKS itu partai DAKWAH. Orisinalitasnya insyaAllah akan tetap dijaga oleh ALLAH. Jikapun ada yang bermanuver krasak krusuk loby sana, loby sini dan dia berhasil mendapatkan jabatan untuk kepentingan pribadinya di Partai ini, kami meyakini, suatu saat akan Allah perlihatkan. Bahkan, NaudzubiLlahi min dzaliq, bisa jadi Allah akan hinakan dia, bisa di dunia ataupun di akhirat.

Bagi kami, kehidupan AKHIRAT itu lebih penting. Tapi bukan berarti DUNIA kami tinggalkan. Dunia bagi kami hanya ladang amal. Agar kami bisa lebih dekat “MELOBY ALLAH”. Dan kami yakin, bentangan Dunia yang luas ini nggak boleh disia-siakan. Pada posisi apapun kami, semua bisa dimanfaatkan untuk meraih PAHALANYA.

Kami itu punya mimpi, suatu saat INDONESIA kita ini akan diberkahi. Rakyatnya SEJAHTERA, RUKUN dan BERSAUDARA. Salah satu poin penting syaratnya, Indonesia ini KEPEMIMPINANnya diisi hanya oleh orang-orang yang serius MENGURUSI. Yang memahami NILAI IBADAH, dan menjadikan urusannya sebagai bekal akhiratnya. Allah lah dasar semua ORIENTASINYA.

Jika ini terjadi, apapun moment Pemilihan kepemimpinan di INDONESIA ini, diyakini akan DAHSYATTT. Tidak ada lagi sogok menyogok, money politic dan lain-lain sikap KOTOR BUSUK itu. Saya secara pribadi sudah membuktikan di Pemilu kemaren. Saya berusaha menjalaninya dengan baik dan jauh dari “NILAI KOTOR” itu. Semoga Allah mengampuni saya jika ada yang diluar kemampuan saya mengontrolnya.

Semoga saya bisa difahami. Berhentilah mencandai saya dan siapapun terkait dengan masalah jabatan ataupun amanah. Kita ini MANUSIA yang LEMAH. Khawatirnya, canda kita bisa merusak hati. Lebih parah lagi, yang awalnya baik, bisa berubah. Kita harus hati-hati, Syeitan itu bergentayangan di mana-mana.

Saya ingin mengarungi lautan alam ini dengan indah, berlayar jauh hingga diujung pantai Surga yang dirindukan. (Seperti gambar saya di kapal hanya ilustrasi). Dan saya tak mau seperti orang Zalim dan Bodoh.

Allah SWT berfirman:

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh,”
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 72)

Maaf jika ada yang salah. Saya mencintai teman karena Allah.

Saya Yang Dhoif

Muhammad Sabarudi

Baca Juga

Produktifitas Amal Setelah Liburan

Oleh : Abdul Rauf, A.Md Tidak terasa waktu berlibur telah berakhir, bekal perjalanan telah habis …