Cerita Tentang Para Perawat Jenazah Korban Bencana Banjarnegara

Rawat jenazahTIDAK banyak yang mengkhususkan diri dalam bidang pemulasaraan jenazah saat menjadi sukarelawan penanganan bencana tanah longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, beberapa waktu lalu.

Salah satunya yakni Pujo Hardiansyah, sukarelawan asal Banjarnegara.

”Memang bisa dikatakan kami bersama beberapa sukarelawan sudah terbiasa atau terlatih untuk menghadapi jenazah dalam kondisi apa pun. Setelah itu kami pun melaksanakan tugas untuk pemulasaraan jenazah para korban bencana tersebut,” ungkap lelaki kelahiran Banjarnegara 7 Juni 1978 tersebut.

Menangani jenazah para korban bencana bukan saat ini saja dia lakukan. Bersama para sukarelawan lain juga membidangi hal yang sama ketika terjadi bencana tsunami di Aceh dan tanah longsor di Dusun Gunungraja, Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara tahun 2006 lalu.

”Setidak-tidaknya pengalaman pada saat itu menjadi bekal sangat berharga bagi saya ketika menangani jenazah korban bencana yang sama di Dusun Jemblung. Apa pun kondisi korban, mereka adalah saudara-saudara kita yang harus diperlakukan dengan mulia meski telah meninggal dunia,” ujar Pujo, yang juga seorang anggota DPRD Banjarnegara.

Dia menjamin seluruh jenazah yang dipulasarakan di posko pemulasaraan telah diperlakukan sebagaimana jenazah pada umumnya. Apalagi hal tersebut adalah tugas mulia, menunaikan fardlu kifayah sebagai sesama muslim terhadap muslim lain yang meninggal dunia.

Sumber: Suara Merdeka

( M Syarif )

Baca Juga

Eksklusif Syahrul Aidi: Tersentuh dan Terenyuh pada Inhil

Indragiri Hilir — Memang tak dekat jarak yang harus ditempuh Ustadz H. Syahrul Aidi Maza’at …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.