Manusia Memimpin Manusia

fetih2Dalam sejarah pengingkaran umat manusia kepada nabi-nabinya mereka selalu meminta supaya Tuhan menurunkan malaikat, sebab dalam sangkaan mereka kalau Tuhan betul-betul mengirimkan Rasul tidak mungkin manusia juga yang jenis dan rupanya sama dengan mereka. Apalagi di antara nabi-nabi tersebut kehidupan sosialnya lebih rendah dari mereka; baik harta, kedudukan, maupun nasab.

Kiranya mereka lupa satu hal dan ini adalah gambaran terang dari pucuk kebodohan mereka bahwa struktur penciptaan malaikat berbeda dengan manusia. Dan bisa dibayangkan ketika malaikat tersebut meminta manusia untuk senantiasa beribadah ritual sepanjang tahun tanpa jeda, tanpa excuse, tanpa kesempatan untuk menyelesaikan berbagaiprivate life, bahkan tanpa waktu untuk sekedar mengisi perut.

Tuhan tidak menghendaki itu semua, karena tegah dan suruh ‘nabi malaikat’ tersebut tentu tidak akan pernah manusiawi. Role model bagi manusia mestilah manusia, yang berpadu dalam dirinya keberanian dan ketakutan, kenyang dan lapar, bersemangat dan letih. Manusia yang berjalan ke pasar, berumah tangga, bertetangga dan ragam problem kehidupan sosial lainnya. Dan dengan kesamaan jenis itu jualah kelak manusia tidak bakal bisa menepis berbagai dakwaan di mahkamah Tuhan ketika mereka mencibiri utusan tersebut.

Tapi manusia yang memimpin manusia juga bukan tanpa permasalahan, baik pemimpinnya atau pun masyarakat yang dipimpin. Manusia mempunyai seribu satu ide, memiliki kreativitas, daya juang, kemampuan olah dan positive nature lainnya. Namun jangan lupa bahwa manusia jugalah yang membakar hutan, mengundang banjir, membelit-belitkan birokrasi, menilap brankas, menusuk teman seiring dan prilaku rendahan lainnya.

Masyarakat manusia sedari awal mesti sudah memahami keadaan dirinya yang bukan malaikat. Dalam diri mereka tersimpan potensi mentaati dan melanggar, terdapat kesetujuan dan pengingkaran, ada jiwa yang ingin diakui eksistensinya, dan ada hak yang membutuhkan ketunaiannya. Di sinilah manusia membutuhkan sistem, sehingga peluang untuk melejitkan perilaku sehat mendapat tempat yang semakin meluas, sedangkan ruang pementaskan kekotoran semakin menyempit.

Selepas nabi Adam tidak ada satu pemimpin pun di bumi ini yang diturunkan lagi dari langit, bahkan sebaliknya yang ada itu beberapa nabi dinaikkan ke langit. Carut marut seperti apa pun yang terjadi di muka bumi ini manusia mesti menyelesaikan masalahnya sendiri, menempa dan melahirkan para pemimpinnya. Ketika hadir pemimpin yang mengayomi maka itu adalah hasil kerja keras mereka, sebaliknya kemunculan pemimpin yang menelikungi juga merupakan buah dari kelalaian dan kealpaan mereka.

Berharap pada Tuhan diperintahkan, namun meminta Tuhan menurunkan malaikat untuk dijadikan pemimpin sekali jangan.

Wamdi Jihadi, Fouder Gerakan Riau Membaca

Baca Juga

Ramadhan Bulan Produktif

Pekanbaru – Bulan mulia kembali hadir ke tengah kita. Sebuah anugerah luar biasa bagi umat …