Saya Kenal Islam Dulu Baru Partainya, PKS NO. 8

Sejak pertama masuk kuliah, barulah saya sadar ternyata masih banyak belum paham tentang Islam yang sebenarnya dalam pengamalan sehari-hari. Selama saya sekolah mulai dari dasar sampai sekolah menengah atas itu sekolah Islam semua, tapi hanya sekedar pelajaran saja bukan yang dicontohkan oleh para gurunya.

Di perguruan tinggi umum justru saya melihat bagaimana Islam yang ramah dan rahmatan lil alamin itu terwujud dalam tingkah laku dan ucapan para senior. Adab-adab makan, minum, bersalaman dan memandang lawan jenis tanpa diberi ceramah saya sudah bisa mengambil kebaikannya bahwa itulah sunnah harian Nabi Saw. Bahkan ibadah sunnah yang selama ini saya pelajari dalam teori shalat dhuha, tahajjud, zikir pagi sore, sedekah pun telah nyata saya lihat dan latihan tinggal di lingkungan kakak senior itu menjadi ibadah rutin dievaluasi. Meringankan beban orang lain sikap tolong menolong dalam persaudaraan Islamiyah sangat erat dirasakan.

Saya dididik bagaimana peduli dan empati terhadap sesama muslim, baik yang di daerah sendiri ataupun di negeri orang lain yang sedang tertindas waktu itu. Kepedulian memperbaiki akhlak dan moral para pemudanya, peduli dengan pengentasan maksiat teman-teman mahasiswa dengan pengalihan kegiatan positif itulah yang dikenalkan pada saya apa itu dakwah. Ternyata tidak cuma shaleh pribadi tapi shaleh secara sosial dan menyebarkan kebaikan itulah yang paling penting.

Hari-hari saya bersama Islam seolah “terhipnotis” dengan keagungan syariat Allah, takjub dengan sunnah harian Nabi Saw ternyata mampu membawa saya pada ketenangan lahir batin, merasakan manisnya iman, dan ingin menyebarkan dakwah islam ini kepada seluruh manusia yang saya jumpai.

Saya tak tahu, awal tahun 2002 saya diminta hadir pada acara ramai-ramai orang. Banyak yang saya kenal dari senior yang telah “menghipnotis” saya tadi, mereka ramah dan menganggap bukan orang lain seolah mereka sudah lama mengenal saya. Tanpa terasa saya sudah berada di rumah besar itu, rumah yang sudah banyak penghuninya orang-orang shaleh lebih dulu berada di sana. Rumah besar itu bernama Partai Keadilan Sejahtera.

Saya tidak pernah dipaksa menjadi kader PKS no.8 bahkan teman-teman saya yang hanya ikut pengajiannya saja juga tidak dipaksa untuk mengikuti kegiatan-kegiatan PKS No. 8. Sebab PKS No. 8 punya kewajiban dakwah Islam kepada semua orang, dan mendakwahkannya melalui partai politik sehingga yang tidak tergabungpun sebagai kader PKS No. 8 akan tetap memperjuangkan semua urusan rakyat khususnya ummat Islam.

PKS No.8 hanya mengajak kadernya untuk merapikan cara berdkawah melalui sistem yang berlaku di negara ini dan menata pengkaderannya yang kokoh. PKS No. 8 selalu berupaya menjadi pelayan ummat kapan dan di mana saja bukan dibatasi pada momen pemilu saja, terlalu sekat itu hanya lima tahunan sekali. Bahkan disetiap “agenda alam” musibah PKS No. 8 punya tim yang siap turun 24 jam, bayangkan padahal mereka juga punya keluarga.

Karena keikhlasan yang pertama kali diajarkan pada kadernya, sehingga Allah menjadi orientasi utama mengalahkan janji-janji dunia, syahwat dan kekuasaan.

Jadi, kalau mau kenal PKS No.8 kenali dulu Islam. Tapi kalau instan, belum kokoh pemahaman Islamnya tiba-tiba mau jadi pengurus PKS No. 8 itu mustahil dan akan terpental nanti, karena di PKS No. 8 bukan politik yang diajarkan tapi kemuliaan dakwah Rasulullah Saw di atas syariatNya yang tinggi.

Dakwah PKS No.8 tidak mencampurkan ajaran dari barat atau timur tapi dia punya sistem dakwah yang diatur dalam Al Qur’an dan manhaj dakwahnya Rasulullah Saw.

Kondisi bangsa yang krisis hari ini banyak menimpa kaum ibu dan perekonomiannya mendesak PKS No.8 ikut mengatur kebijakan pemerintah lewat pemilu jika tidak ummat Islam menjalankan agama akan susah, adzan dan syiar Islam di mesjid tidak leluasa lagi, dakwah dikontrol dan bicara kepemimpinan dibatasi. Maka PKS No. 8 hadir sebagai solusi ummat Islam satu-satunya partai islam yang konsisten memperjuangkan kepentingan ummat Islam di parlemen.

PKS No. 8 milik ummat Islam milik rakyat dan melindungi hak-hal beragama meskipun berbeda aqidah. Menangkan PKS No. 8 maka hidup akan mudah, karena urusan periuk nasi dapur ngepul itu ada pada pemimpinnya. Islam sudah menorehkan sejarah pemimpin adil seperti Umar Bin Khattab yang mencari orang lapar di tengah malam.

Silakan pilih di TPS April 2019 caleg-caleg dari PKS No. 8. Sesuai yang dekat dengan Anda, karena mereka awalnya bukan orang yang ingin duduk jadi dewan tapi menjalankan amanah berat dari partainya.

wallahualam.

#ayolebihbaik

#pksno8

Baca Juga

Corona dan Sabda Rasulullah: Kalian Lebih Mengetahui Urusan Dunia Kalian

Rasulullah pernah mendapat aduan dari para sahabat. Bukan masalah biasa, ini soal sabda beliau yang …