PEKANBARU – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau diminta sekaligus didesak untuk mengalokasikan bantuan beasiswa maupun bantuan asrama bagi mahasiswa Al Azhar Cairo Mesir asal Riau. Pasalnya, bukan saja karena jumlah mahasiswa Riau disana banyak, tetapi Universitas Al Azhar juga sudah terbukti melahirkan banyak ulama, khususnya di Riau dan Indonesia pada umumnya.
“Mahasiswa yang kuliah disana bukan orang berkecukupan, banyak yang tidak mampu. Sebagian kecil mereka yang mendapat beasiswa, biaya pendidikan mereka disana memang gratis, tetapi mereka butuh untuk kehidupan sehari-hari, penunjang kuliah, tempat tinggal dan sebagainya,” ujar Sofyan Siroj Anggota DPRD Riau Fraksi PKS, Kamis (18/11/2021).
Ditegaskannya, Pemprov Riau harus hadir dalam hal ini karena mahasisswa Riau yang kuliah di Mesir kembali ke Riau untuk membangun negeri melayu ini. Sampai saat ini, mereka (alumni) banyak yang menjadi alim ulama, tenaga pendidik, birokrat, pengusaha dan di berbagai aspek kehidupan masyarakat Bumi Melayu.
Jadi, terang Sofyan yang juga lulusan Al Azhar Cairo ini, sudah seharusnya pemerintah hadir dengan memberikan beasiswa maupun bantuan asrama bagi mahasiswa Riau yang mengenyam pendidikan disana. Apalagi, hampir selurus provinsi di Indonesia telah mengalokasikan bantuan untuk pembangunan Asrama Provinsinya sendiri bagi mahasiswanya yang kuliah di Mesir, tetapi Riau hingga kini belum terwujud. “Padahal pengurus mahasiswa Riau yang kuliah di Cairo sejak tahun 1991 sudah mengusulkan untuk pembangunan Asrama Mahasiswa dari Riau, namun hingga kini belum terwujud juga,” ujarnya.
Bahkan, lanjutnya, dana pembangunan Sekretariat mahasiswa Riau di Cairo yang terkumpul melalui Yayasan Alumni Al Azhar Riau sekitar Rp 4 miliar semuanya murni berasal dari dana masyarakat. “Itu dana masyarakat, sekarang mana pemerintah kita? Mana pemimpin kita? Pemimpin kita harus hadir. Bantu mahasiswa kita disana, bantu Sekretariat Riau yang belum selesai ini,” pinta mantan Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) periode 2016-2019.
“Jadi tolonglah rencanakan bantuan beasiswa untuk mahasiswa Riau yang kuliah di Al Azhar. Tahun 2022 ini mereka sudah harus dibantu. Kedua, beri bantuan untuk memperbaiki dan melengkapi Sekretariat yang 30 persen lagi belum selesai. Mereka juga akan kembali ke Riau untuk membangun negeri melayu ini. Pemerintah harus hadir,” tegas Sofyan Siroj yang juga Pembina Yayasan Alumni Al Azhar Riau.
Sofyan Siroj kembali menegaskan, mahasiswa Riau yang kuliah di Universitas Al Azhar Cairo merupakan universitas tempat lumbung ulama. Sebagian besar ulama yang ada di dunia maupun di universitas-universitas lain berasal dari Al Azhar.
“Coba lihat di Riau, banyak ulama kita dari sana. Mereka ikut membangun negeri ini. Kita tahu, bahwa Moderasi Islam itu Al Azhar. Jadi, tolong bantu mahasiswa Riau yang di Mesir sekarang,” tegas Sofyan Siroj.
50 Mahasiswa S2 Terancam tak Kuliah
Sebagaimana diberitakan di sejumlah media belum lama ini, sebanyak 50 mahasiswa asal Riau yang sebelumnya mendapat bantuan beasiswa luar negeri Magister (S2) dari Pemprov Riau terancam tak bisa kuliah. Pasalnya tahun ini tidak mendapatkan beasiswa tersebut.
Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setdaprov Riau, Zulkifli Syukur mengatakan, beasiswa bagi mahasiswa luar negeri itu tidak bisa diberikan karena persoalan MoU kerjasama dengan perguruan tinggi bersangkutan.
Sebab, menurutnya, dasar pemberian beasiswa tersebut adalah MoU. Namun karena ada pandemi Covid-19, MoU dengan perguruan tinggi tempat kuliah 50 mahasiswa tersebut tidak bisa dilakukan.
Diketahui 50 mahasiswa S2 penerima beasiswa luar negeri dari Pemprov Riau itu terdiri 10 orang kuliah di Kairo, Mesir. Kemudian 20 orang kuliah di Universitas Malaya Malaysia dan 20 orang di Universitas Kebangsaan Malaysia.
“Karena pandemi Covid-19 tentu kita tidak bisa ke Kairo dan Malaysia untuk melaksanakan MoU antara Pemprov Riau dengan perguruan tinggi bersangkutan. Itu dasarnya pembayaran. Kalau sudah ada MoU baru ada kerjasama dan ada pembayaran. Sekarang kondisi Covid-19 bagaimana kita mau MoU, haji saja batal,” sambungnya.
Zulkifli mengaku, untuk anggaran beasiswa luar negeri itu sebetulnya sudah disiapkan. Namun karena tapak pembayaran beasiswa harus ada MoU, maka beasiswa itu tidak bisa dilaksanakan.
“Kondisi ini sudah kita laporkan ke pak Gubernur dan beliau memahami aturan itu. Kalau tidak ada MoU bagaimana mau mencairkan anggarannya,” tutupnya.
Untuk diketahui, anggaran untuk beasiswa luar negeri sebesar Rp2,577 miliar yang dialokasikan di APBD Riau 2021. Anggaran Rp2,577 miliar itu dengan rincian untuk S2 Kairo angkatan 2020 sebanyak 10 orang dengan total beasiswa Rp250 juta.
Kemudian S2 Universitas Malaya angkatan 2020 sebanyak 10 orang dengan anggaran beasiswa Rp834 juta, dan angkatan 2021 ada 10 orang sebesar Rp424 juta.
Sedangkan Universitas Kebangsaan Malaysia untuk angkatan 2020 ada 10 orang dengan total beasiswa Rp712 juta, dan angkatan 2021 ada 10 orang sebesar Rp356 juta.
Sumber: https://www.parasriau.com/2021/11/pemprov-riau-didesak-alokasikan.html