Wahai Muda Kenalilah dirimu!
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke Akhirat jua Kekal diammu
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan dan memuliakan para pemuda. Al Quran menceritakan tentang potret pemuda ashaabul kahfi sebagai kelompok pemuda yang beriman kepada Allah Swt. dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari agama Allah Swt.. Akibatnya, Allah Swt. menyelamatkan para pemuda tersebut dengan menidurkan mereka selama 309 tahun.
Kisah pemuda ashaabul ukhdud dalam Al Quran pun menceritakan tentang pemuda yang tegar keimanannya kepada Allah Swt. sehingga banyak masyarakatnya yang beriman dan membuat murka penguasa. Akibatnya, ratusan orang dibinasakan dengan diceburkan ke dalam parit berisi api yang bergejolak.
Ibrahim muda yang cerdas, mempunyai hujjah yang bersih dalam melawan Ideologi pagan Bapak dan penguasanya. Demikian juga dengan pemuda Musa yang menjadi oposisi terhadap ayah angkatnya yang menjadi tiran bahkan mengangkat dirinya menjadi tuhan.
Masih banyak lagi contoh-contoh kisah para pemuda lainnya, diantaranya bahwa mayoritas dari assabiqunal awwalun (orang-orang yang pertama kali beriman kepada Rasulullah saw.) adalah para pemuda (Abu Bakar ra. masuk Islam pada usia 32 tahun, Umar ra. 35 tahun, Ali ra. 9 tahun, Utsman ra. 30 tahun).
Inilah jalan hidup pemuda. Jalan terjal di lereng-lereng peradaban. Bahkan menjelang kiamat ada nubuwwah Rasulullah yang menyatakan kondisi akhir zaman akan membuat anak-anak beruban. Kondisi saat ini menjadikan pemuda untuk lebih cepat memegang amanah pemimpin peradaban. Hal ini disebabkan banyak orang tua yang kehilangan kebijaksanaannya.
Imam Syafii menyatakan orang muda yang terlalu cepat memimpin akan kehilangan waktu untuk belajar. Inilah resikonya. Namun sekarang inilah waktunya. Penggalan syair Perahu di bawah ini dapat kita jadikan pedoman untuk memenangkan dan menenangkan hati pemuda.
Wahai muda arif budiman
Dayung pengayuh dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Di sanalah jalan memperbaiki Insan
In Youth We Trust ! Wallahu ‘alam.
Oleh Eddy Syahrizal
http://eddysyahrizal.com