
Oleh: Ust. Ayat Cahyadi, S.Si, M.PWK
Ketua MPW PKS Riau
Ketua Forum Ayah Riau
QS. Al-Baqarah Ayat 133
اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ ١٣٣
Artinya: Apakah kamu (hadir) menjadi saksi menjelang kematian Ya‘qub ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu: Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan (hanya) kepada-Nya kami berserah diri.”
Mungkin dahulu ketika awal menikah, kita pernah berdoa meminta dikaruniai anak sebagaimana Nabi Zakaria A.S. sebelum dikaruniakan anak. Beliau terus berdoa seperti yang Allah jelaskan di dalam surat Maryam: 1-6.
قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا ٤
… hingga akhir ayat 6
- Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.
- Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu,
- yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai
Kemudian setelah doa itu Allah kabulkan dengan kehadiran putra-putri tercinta, bagaimanakah amanah tersebut kita jaga? Bagaimanakah nannti kita mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah swt?
Karena itu, perlu disegarkan kembali tentang peran kita sebagai orang tua dan Anggota PKS dalam pendidikan dan pewarisan nilai terhadap generasi pelanjut kita atau anak-anak biologis kita.
Abdullah Nashih Ulwan menekankan bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab utama orang tua. Orang tua berperan sebagai pendidik pertama dan utama dalam kehidupannya, sehingga kepada kita para orang tua, harus menjadi contoh teladan dalam akhlak dan tingkah laku. Pendidikan yang diberikan oleh orang tua memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak, baik dalam aspek akhlak, pengetahuan, maupun moral.
Beberapa poin penting dalam peran orang tua menurut Abdullah Nashih Ulwan:
1) Keteladanan
Orang tua harus menjadi contoh teladan bagi anak dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam berakhlak, beragama, dan berperilaku sehari-hari.
2) Pendidikan Agama dan moral
Orang tua memiliki kewajiban untuk menanamkan nilai-nilai agama dan moral pada anak sejak dini, serta membimbing mereka dalam mengamalkannya
3) Pengawasan dan Bimbingan
Orang tua harus mengawasi dan membimbing anak dalam segala aktivitas, terlebih dalam hal bergaul, bermain, dan belajar.
4) Penciptaan Lingkungan yang Kondusif
Orang tua harus menciptakan lingkungan rumah yang positif dan kondusif bagi perkembangan anak, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai tuntunan syari’at.
5) Keseimbangan
Orang tua harus menjaga keseimbangan antara kebutuhan fisik, emosional, dan spiritual anak, serta memberikan perhatian yang seimbang terhadap semua aspek perkembangan anak.
Ikhwah fillah, kita tentu sangat ingin mewariskan organisasi dakwah kita ini kepada orang-orang
terbaik. Anak-anak kita telah lahir dan tumbuh dalam asuhan dan iklim tarbiyah, pada saat nya nanti
merekalah yang akan meneruskan apa yang telah kita rintis. Mari kita pastikan bahwa anak-anak
biologis kita adalah juga anak-anak ideologis yang siap melanjutkan dan membesarkan organisasi
dakwah ini. Mari kita ciptakan kondisi rumah dan suasana keluarga yang kondusif bagi pewarisan
nilai-nilai tarbawi ini, sehingga anak-anak kita bersedia dengan kesadaran sendiri dan siap
melanjutkan jalan perjuangan kita.
Perjalanan dakwah ini sangat panjang, kita tidak menginginkan organisasi ini punah sebelum
mencapai tujuannya. Para pengusung dakwah akan selalu ada sampai akhir zaman, tapi tidak ada
jaminan bahwa para pengsusung dakwah akan selalu ada di negeri kita ini.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَسَوْفَ يَأْتِى ٱللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُۥٓ أَذِلَّةٍ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى ٱلْكَٰفِرِينَ يُجَٰهِدُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَآئِمٍ ۚ ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.