Dahsyatnya Do’a Nabi Musa

Ada satu do’a Nabi Musa yang begitu dahsyat, yang merubahnya dari dalam keadaan fakir menjadi penuh keberkahan, yaitu yang terdapat dalam Al-qur’an Surat Al-Qashas ayat 24;

رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

Artinya; Ya Tuhanku, sungguh aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang engkau turunkan kepadaku”

Ayat Al-Qur’an yang mengandung do’a tersebut disampaikan Ketua DPW PKS Riau Ahmad Tarmizi dihadapan jajaran pengurus DPD PKS Pelalawan dalam rangkaian Safari Ramadhan, (17/4/2021).

Dalam tausiyahnya diungkapkan, bahwa do’a tersebut merupakan permohonan nabi Musa AS kepada Allah saat menghadapi masa sulit ketika baru sampai di Negeri Madyan, yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat.

“Saat itu Nabi Musa dalam keadaan lapar, asing, dan tanpa keluarga. Namun setelah melakukan khidmat pelayanan dengan ikhlas, kemudian memanjatkan do’a itu, kondisi Nabi Musa berubah berbalik 180 derajat,” pungkasnya.

Secara singkat Ahmad Tarmizi mengisahkan, dalam surat Al-Qashas ayat 18 – 19, kisah bermula ketika Nabi Musa melerai dua orang mesir berkelahi, Nabi Musa mendorong salah satunya agar tidak berkelahi, ternyata hal itu menyebabkan orang tersebut meninggal. seseorang memberitahukan bahwa orang yang terbunuh tersebut adalah dari kaum Fir’aun.

Karena khawatir atas keselamatan dirinya, Nabi Musa kemudian pergi meninggalkan Mesir menuju Negeri Madyan perbatasan Hijaz dan Syam. Sesampainya di Madyan, di sana Musa melihat banyak orang berkumpul, antri mengambil air di sebuah sumur termasuk dua orang perempuan dan kambingnya ngantri menunggu giliran mendapat air. Kisah ini diabadikan dalam surat Al-Qashas ayat 23, yang artinya;

“Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat (ternaknya). Musa berkata: “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua wanita itu menjawab: “Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya”

Haji Bey Arifin dalam bukunya “Rangkaian Cerita Alquran Cerita Peneguh Iman” mengisahkan, setelah mendengar kesusahan yang dialami dua wanita itu, bergolaklah hati Musa untuk membantu keduanya. Musa bangkit berdiri mengambil air dari sumur itu, berdesakan dengan orang banyak, lalu diminumkannya kepada kambing-kambing kedua anak perempuan itu.

Setelah itu, kemudian Musa menuju ke tempat yang agak teduh lalu duduk untuk melepaskan lelahnya, dengan kondisi sangat lapar yang dirasakannya, sehingga Musa berdo’a kepada Allah atas kefakiran dirinya رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

Selang beberapa saat setelah membaca doa tersebut, kemudian Nabi Musa didatangi kedua gadis yang mengantri air tadi. Menurut ahli-ahli sejarah ternyata ayah dari kedua gadis tersebut ialah Nabi Syuaib AS. Dan Nabi Musa diundang untuk dijamu makan sebagai ungkapan rasa terima kasih. Selanjutnya, Puteri Nabi Syu’aib mengusulkan kepada ayahnya yntuk mempekerjakan Musa, karena Musa adalah seorang yang al-qawiy (kuat) dan al Amin (terpercaya).

Setelah melalui proses yang panjang, Nabi Syuaib AS meminta Nabi Musa memilih antara kedua anak gadisnya yang kecil atau yang besar. Nabi Musa kemudian memilih yang kecil di antara kedua kakak beradik anak dari Nabi Syuaib tersebut, dan bekerja mengembalakan ternak-ternak nabi Syuaib.

Mengambil ibrah dari kisah itu, Ahmad Tarmizi mengatakan bahwa pelayanan yang disertai keikhlasan akan mendatangkan berbagai keberkahan dan pertolongan Allah SWT.

“Lihat, saat itu setelah menolong, Nabi Musa tidak menanyakan nama, alamat rumah ataupun meminta imbalan, dilakukannya dengan ikhlas. Namun kemudian dua perempuan itu yang menghampiri Nabi Musa, dan Musa menjadi orang terpilih,” tukas Ahmad Tarmizi.

“Nabi Musa yang tadinya seorang pelarian dalam keadaan lapar, asing, dan tanpa keluarga. Kemudian, seketika itu mendapatkan makanan, punya keluarga dan punya pekerjaan,” tuturnya lebih lanjut.

Menutup tausiyahnya, Ahmad Tarmizi menyampaikan kepada kader bahwa dengan pelayanan yang dilakukan dengan ikhlas, akan banyak kabar gembira dan hal-hal tak terduga menghampiri.

“Maka jangan bersedih, jangan putus asa ketika khidmat disuatu daerah terasa berat. Kisah Nabi Musa bisa dijadikan salah satu inspirasi. InsyaAllah dengan kekuatan kita, keihklasan kita dan amanah dalam menjalankan pelayanan kepada masyarakat, maka percayalah akan banyak kabar gembira dan hal-hal tak terduga yang dapat membantu kita,” tutupnya.

Baca Juga

PKS Kembali Lantik 53 Anggota Dewan Pakar, Mayoritas Purnawirawan TNI-Polri

Jakarta — Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu melantik 53 anggota Dewan Pakar baru …