GENERASI MILLENIAL VS GENERASI MANUAL

ilustrasi by: iStockphoto.com

Oleh: Abdul Rauf, A.Md (Ketua DPD PKS Kepulauan Meranti)
Tak dapat dielakan lagi, hari ini semua manusia dihadapkan dengan fenomena zaman yang cukup mengguncang dahsyat dari dunia maya menuju kepada dunia nyata. Bisa dikatakan masyarakat telah hilang separuh dirinya masuk ke dalam “alam lain” yakni benda kotak bernama smartphone.

Mari kita berjalan sejenak ke sudut jalan yang sepi, terciduklah sepasang suami istri yang sedang duduk bersama namun saling diam menunduk. Ternyata sedang sibuk, hiruk pikuk bercengkerama, saling colek dan komen, saling tukar jempol dengan orang yang berada jauh di seberang sana, di luar propinsi bahkan luar negeri. Menyedihkan..

Sudut lain, seorang anak usia SMA yang diinginkan orang tuanya adalah diam di rumah saja takut terpengaruh dengan lingkungan buruk di luar sana. Maka duduk dan diamnya anak dalam kamar tidurnya adalah yang diharapkan. Ternyata tanpa diketahui siapapun dia telah keluar lebih jauh meninggalkan rumahnya masuk dalam alam maya yakni facebook, twiter, instagram, youtube dan sebagainya berkeliling dunia dari ruang yang sempit.

Secara kurun generasi, era teknologi muncul pada tahun 2000an maka zaman ini generasi yang lahir dinamakan generasi MILLENIAL artinya zaman yang punya lingkungan terbatas secara sosial namun tanpa batas secara digital.
Mau tidak mau pemuda dan generasi zaman sekarang harus dihadapkan dengan arus digital tanpa batas. Sangat berbeda dengan zaman yang dihadapi oleh para gurunya, orang tuanya, pengajar dan pendidik lainnya nuansa sosial masih terasa khas di kalangan anak mudanya. Maka generasi yang lahir sebelum era digital disebut dengan generasi MANUAL. Mengapa? Mereka masih suka berkumpul, berorganisasi dan bertatap muka. Kontras namapak perbedaan antara Manual dan Millenial.

Generasi Millenial punya ciri yaitu minim berinteraksi secara sosial dan lemah dalam interaksi kontak fisik karena semua sudah bisa dilakukan dengan online. Misal, seorang pelajar yang ingin membeli bebas tas sekolahnya dengan model dan warna yang trend tidak perlu lagi mengantri di swalayan atau toko penjual tas, tapi cukup pesan lewat BBM, WA atau inbox di Fb tak lama barang diantar dengan layanan kiriman barang yang juga bisa online. Ini mimpi mustahil kita sewaktu anak-anak bukan? Telah terjadi di hari ini.

Kapan para pemuda dan remaja (cuma pinjam istilah) berinteraksi dengan orang lain?? Bercermin melihat dirinya dan hatinya.. Kapan mereka mampu belajar menggunakan bahasa dan kata-kata dengan kontak langsung kepada lingkungan sosialnya?? Kapan mereka mau peduli dengan kesusahan orang lain secara riil..? Kapan mereka bisa sensitif dengan agamanya ketika tidak dimuliakan lagi oleh penganutnya sendiri..?? Maka kondisi ini jangan terlalu lama dibiarkan, harus direkayasa secara masif dan bermanfaat untuk agama dan bangsa. Ada “gen” yang perlu diperbaiki, yakni ketika smartphone lebih enak diajak bicara, tersenyum dan bercanda daripada orang tua atau saudaranya seiman. Panggilan Handphone lebih dikejar cepat daripada panggilan shalat ke mesjid. Handphone lebih menarik diambil daripada Al Qur’an cantik yang berada bersebelahan. Handphone lebih dicintai daripada Allah Swt dan RasulNya.

“Gen” yang salah ini jangan sampai imun dan bermutasi menjadi penyakit baru, maka harus segera direkayasa genetik. Gen itu ada pada iman, ruhiyah, pemahaman agama dan kedekatan kepada Allah Swt. Maka bisa direkayasa dengan pembinaan diri, kesibukan belajar memperbaiki diri dan agamanya, kembali membaca dan belajar mengamalkan Al Qur’an. Jangan sampai ada ruang kendor untuk sibuk di “alam lain” yang tak menghasilkan apa-apa.

Secanggih apapun gangguan zaman, dengan izin Allah akan tetap berada pada zaman yang lurus selagi kembali kepada Al qur’an dan menghidupkan sunnah harian dalam kehidupan. Mengajak para gen millenier untuk terlibat dalam amal nyata dan kebaikan bersama orang lain. Mencontohkan kepada mereka untuk membuat karya dan mendahuluinya. Berkhidmat bisa dimulai dari usia mereka, mengumpulkan khidmat sampai usia tua akan menjadi amal jariyah. Aamiin.

Baca Juga

Sampai Jual Kebun, Pasien Asal Meranti Ini Sebut Rumah Singgah PKS Sangat Membantunya

Pak Adam, usianya tak lagi muda, tubuhnya kurus. Sudah dua pekan ia berada di Rumah …