Gerhana Matahari

Oleh : H. Sofyan Siroj, Lc. MM

Hadits dari al-Mughirah bahwa nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Tidaklah keduanya mengalami gerhana karena kematian seseorang atau karena lahirnya seseorang. Jika keduanya mengalami gerhana, maka berdoalah kepada Allah dan shalatlah hingga gerhana selesai…” (al-Umm I/214, Bidayah al-Mujtahid I/160. “jika kalian melihatnya, maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, shalatlah dan bersedekalah.” (Al-Bukhari : 1044 dan Muslim: 901)

Defenisi:
Al-Kusuf atau Gerhana adalah menghilangnya seluruh cahaya salah satu dari dua benda langit yang bercahaya (matahari dan bulan) atau sebagiannya dan berobah menjadi hitam. Sementara al-Khusuf adalah sinonimnya. konon al-kusuf untuk matahari, sedang al-Khusuf untuk bulan, dan ini yang populer dalam bahasa Arab.(lisan Arab: II/60).

Pada waktu terjadinya gerhana matahari atau bulan, maka sunat mu’akkad mengerjakan sholat gerhana. Waktu sholat gerhana matahari ialah: mulai tampak gerhana itu, sampai matahari kembali sebagaimana biasa atau sampai tenggelam.

Waktu sholat gerhana bulan, mulai terjadinya gerhana itu, sampai terbit matahari, meski belum kembali biasa.

  1. Cara mengejakannya:
    Boleh dikerjakan sendiri-sendiri, dan lebih baik dikerjakan dengan berjamaah.
  2. Pada rakat pertama sesudah ruku’ dan i’tidal, maka membaca Fatihah sekali lagi, kemudian ruku’ sekali lagi dan i’tidal sekali lagi, kemudian terus sujud sebagaimana sholat biasa. Demikian pula dalam rakaat yang kedua. Jadi dalam sholat gerhana itu semuanya ada 4 ruku’ 4 Fatihah dan 4 sujud.
  3. Bacaan Fatihah dan ayat dalam sholat gerhana bulan dinyaringkan, sedangkan dalam sholat gerhana matahari TIDAK dinyaringkan.
  4. Sunat memanjang-manjangkan bacaan ayat/suratnya.
  5. Sesudah itu sunat pula imam atau khatib berkhutbah sebagaimana khutbah jumat, hanya isinya disesuaikan dengan suasana gerhana.Diantara yang perlu diterangkan ialah sebab-sebab terjadinya gerhana,sehingga orang-orang tidak menyangka yang bukan-bukan; dan perlu diterangkan bahwa gerhana itu sebagai tanda kekuasaan Allah swt Yang Maha Besar, maka sebaiknya dianjurkan pula bertaubat, berbuat baik, bersedekah dan lain sebagainya.

Menurut Imam Zarkasyi: Dapat pula dianggap shah sholat gerhana itu jika kiranya dikerjakan dengan cara yang biasa seperti sholat sunnat yang lain-lain (dua rakaat, dua ruku’). Juga shah sekiranya dikerjakan secara perseorangan dirumah saja dan lainnya.

Kemudian dengan alasan sholat gerhana yang dilakukan secara berjamaah maka Imam dapat membaca ayat yang NYARING.hal itu terdapat dalam hadits dari ‘Aisyah RA, diriwayatkan oleh imam al-Bukhari dan Muslim, beliau berkata ; “Disaat hidupnya nabi saw terjadilah gerhana matahari. Rasulullah keluar ke mesjid, berdiri lalu takbir. Orang-orang pun lalu berbaris di belakangnya. Beliau membaca surat yang panjang. Selanjutnya lalu takbir dan rukuk dan lama juga rukuknya hampir menyamai waktu berdirinya, seterusnya mengangkat kepala dan membaca:’sami’allahu liman hamidah, rabbana lakalhamdu’ lalu berdiri lagi dan membaca surat yang panjang dan kurang sedikit dari yang pertama, lalu takbir dan rukuk dan lamanya kurang sesikit dari rukuk pertama, kemudian sujud.

Dalam rakat berikutnya dilakukan sebagaimana dalam rakaat pertama sehingga sempurna empat rakaat dengan empat kali rukuk dan empat kali sujud. Mata hari lalu muncul seperti biasa sebelun beliau  ulang. Beliau terus berdiri dan menyampaikan khutbah, memuji Allah dengan pujian-pujian yang layak, lalu bersabda: ‘Sesungguhnya matahari dan bulan itu adalah dua macam tanda dari sekalian banyak tanda-tanda kekuasaan Allah ‘azza wa jalla. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Maka dari itu, jikalau kamu melihatnya, segelahlah mengerjakan sholat’.”

Sumber:

  1. Pelajaran Fiqih I bagian Ibadah (I.Zakasyi)
  2. Shahih Fiqih Sunnah, II/96 -106 (Abu Malik Kamal).
  3. Fikih Sunnah I & II/90 ( Sayyid Sabiq ) al-Ma’arif Bandung)

Allahu ‘alam.

Baca Juga

Memuliakan Malam Mulia

Pekanbaru – Jelang berakhir Ramadhan ada dua pemandangan umum yang lumrah terjadi di tengah umat …