Oleh : Wamdi Jihadi
Hasan bin Tarikh adalah saudara dari nabi Ibrahim dandari keturunan Hasan bin Tarikh inilah lahir Luth yang kelak dia ikut bersama Ibrahim hijrah dari Palestina menuju Mesir. Kemudian setelah dewasa Allah mengutusnya sebagai rasul untuk kaum Sadum di Yordania sana. Seperti halnya para nabi dan rasul lain yang diutus ke suatu tempat,pastilah di daerah itu terjadi penyimpangan perilaku manusia yang tidak lagi bersesuaian dengan ajaran nabi dan rasul sebelumnya, termasuk penduduk negeri Sadum.
Mereka adalah masyarakat yang gemar melakukan kemaksiatan; mencuri, merampas harta benda dan penindasan pada orang-orang lemah di antara mereka. Namun yang tidak kalah buruknya adalah perilaku Homoseks dan Lesbian yang sudah umum terjadi di tengah-tengah penduduk negeri Sadum tersebut. Setiap kali ada pendatang baru yang tiba ke kota itu selalu menjadi rebutan, bila laki-laki diperebutkan oleh lelaki lainnya, bila perempuan menjadi incaran perempuan lainnya. Sebuah perilaku yang menyimpang dari fitrah kemanusiaan dan tidak pernah dilakukan oleh kaum-kaum sebelumnya.
Allah memerintahkan nabi Luth untuk mengingatkan kaum Sadum ini agar meninggalkan perbuatan amoral tersebut. Meminta mereka bertaubat dan kembali ke jalan yang benar, ke jalan ketaatan yang memuliakan kehidupan mereka. Ia juga menghimbau supaya mereka menyukai pasangan (lawan jenis) yang telah Allah ciptakan,menikahdemi kelangsungan regenerasi kehidupan manusia di muka bumi ini.
Ini tergambar lewat firman Allah “Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allahdan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak meminta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta Alam. Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu. Kalian adalah orang-orang yang melampaui batas.” (Asy-Syu’ara: 162-166).
Namun, jangankan menerima ajakan dan nasehat dari nabi Luth mereka justeru mengancam utusan Allah tersebut dengan mengatakan, “Hai luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, kami akan benar-benar akan mengusirmu.”(Asy-Syu’ara: 167).
Dan puncak dari kedurhakaan kaum Sadum ini akhirnya berujung pada diutusnya tiga orang Malaikat yang mengabarkan pada Luth bahwa esok pagi ketika Fajar menyingsing kota tempat tinggal kaum Homoseks dan Lesbian itu akan diturunkan azab dengan cara dibalikkan. Dan mereka meminta Luth dan pengikutnya untuk segera keluar terlebih dahulu.
“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar bertubi-tubi.” (Huud: 82).
LGBT Wajah Baru Kaum Sadum
Belakangan ini masyarakat Indonesia kembali disuguhnya dengan maraknya informasi terkait Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Tidak lagi berupa kecendrungan individu – yang merupakan penyakit kejiwaan – di sudut-sudut kehidupan, tapi gerakan, bahkan gerakan itu telah menyeruak ke permukaan dan minta dilegalkan. Sebuah perilaku yang tidak saja berbenturan dengan nilai-nilai keagamaan mana pun, tetapi juga membalikkan fitrah kemanusiaan itu sendiri.
Sebetulnya gerakan ini bukanlah barang baru, tetapi selalu muncul dengan kemasan yang lebih rapi dan terstuktur. Bila sebelum-sebelumnya mereka terpisah dengan kecenderungan masing-masing, maka kini ragam kecenderungan yang menyimpang itu bersatu dalam satu nama, LGBT. Dan bila sebelumnya juga terkesan malu-malu, namun tidak demikian hari ini. Dengan mudahnya akses Internet gerakan ini memanfaatkan semua media sosial (medsos), seperti Blog, Web, Facebook, Twitter, Instagram, Whatsapp, dan ragam media sosial lainnya.
Dalam sejarah panjang perjalanan kelompok ini di berbagai negara mereka timbul tenggelam. Pada 4 Mei 1970 di Belanda terjadilah Aksi Kelompok Gay Muda Amsterdam (Amsterdamse Jongeren Aktiegroep Homoseksualiteit) mereka berkumpul untuk memperingati korban meninggal akibat kekerasan pada kaum Homoseksual. Aksi tersebut dibubarkan aparat dengan alasan mengganggu ketertiban umum. Begitu pun di Amerika, di masa presiden Einsenhower (1953-1961) kalau ada pegawai yang diketahui seorang homoseks maka ia akan segera memecatnya.Namun, atas nama Hak Asasi Manusia (HAM) tahun-tahun belakangan ini beberapa negara mulai melegalkan pernikahan sejenis, sebut misalnya Amerika Serikat 2015, Irlandia 2015, Finlandia 2015, Luksemburg 2014 dan Skotlandia 2014.
Kian hari gerakan LGBT ini terus mencari celah di negeri ini untuk menuai simpati, mereka berlindung di balik Demokrasi, kebebasan dan HAM. Sementara sasaran utamanya adalah generasi muda bangsa ini yang masih labil dalam cara pandang dan menentukan sikap. Bahkan di antara mereka terselip beberapa artis yang merupakan pablik figur bagi anak-anak muda.
Tidak ada cara terbaik membentengi tumbuh dan berakarnya gerakan ini kecuali setiap kita kembali menguatkan setiap sendi kehidupan ini. Dimulai dari keluarga yang terus memberikan pemahaman keagamaan kepada anak-anaknya, edukasi dampak negatif (seperti penularan HIV/AIDS) di sekolah-sekolah, dan tentunya institusi negara yang tidak boleh lengah, apalagi kalau sampai memberikan jalan bagi berumahnya gerakan ini.
Semua kita mesti mengambil peran, karena LGBT ini adalah wajah baru dari metamorfosanya kaum Sadum yang telah Allah hancurkan ribuan tahun silam, dan itu tidak boleh terulang lagi pada negeri ini karena ketidakpedulian kita. Perilaku kaum Sadum ini tidak saja berbenturan dengan nilai-nilai yang kita anut, tetapi juga membalikkan akal sehat dan mencelakai bagi kelangsungan kehidupan manusia.
Terakhir penulis tutup tulisan ini dengan satu cerita. Ketika raja Namrud membakar nabi Ibrahim, seekor burung tertawa melihat semut yang membawa setetes air menuju kobaran api yang kian membesar itu, dia pun bertanya untuk apa itu dilakukan, bukankah hanya akan berbuah kesia-siaan? Karena tidak mungkin bisa memadamkan api itu. Namun lihatlah apa jawaban semut tersebut, “Aku tahu, tetapi dengan ini aku ingin menegaskan di pihak manakah aku berada.”