MEMPERKOKOH KETAHANAN KELUARGA CARA MENANGKAL LGBT

Oleh : Setiyati, S.Si (Ketua BPKK Kep Meranti)

Disadari atau tidak bahwa berita yang berkembang dengan menyebutkan kalimat atau kata LGBT saja sudah menaikkan pamor dan nama kaum tersebut. Tiba-tiba nama itu naik daun dan gaungnya riuh kemana-mana, inilah yang membuat mereka di atas angin karena merasa penting dan diperhatikan sehingga meminta tempat yang layak. Sebuah isu dibuat tentu ada tujuannya, sasarannya, siapa penebar beritanya dan dari mana dananya. Hendaknya ummat Islam secara sadar harus jeli jangan hanya fokus pada satu issu sementara yang lebih membahayakan keluarga muslim masih banyak lagi. Pengalihan berita LGBT justeru melupakan propanganda yang lain yaitu ada feminisme, gender dan pemberdayaan perempuan yang punya latar belakang sama yakni pengeroposan keluarga muslim. Sebenarnya musuh terbesar ketahanan keluarga adalah pada penyusupan konsep gender dan feminis dalam keluarga muslim sebab perempuan-perempuan muslim sendiri yang menjadi pelaku dan mendukung propaganda tersebut. Masuknya faham feminis pada kaum perempuan muslim sangat halus dengan modal mengedepankan akal daripada syariat. Meninggalkan rumah untuk bekerja, meninggalkan anak bersama orang lain atau pembantu, menyepelekan suami karena sudah merasa mandiri pendapatannya, keluarga kehilangan tempat kasih sayang karena kaum hawanya sibuk mengejar materi di luar rumah. Semua punya tujuan yang sama yakni menghentikan laju pertumbuhan populasi kaum muslimin secara masiv.

Satu lagi yang sangat penting dan jangan dilupakan oleh kaum muslimin yakni ketika kita disibukkan dengan hubungan sejenis yang minta dihalalkan itu sebuah aib karena ketidaknormalannya maka jangan sampai yang berlainan jenis yang tidak halal alias berzina itu justeru dimaklumi karena kenormalannya.

Lalu apa yang harus kita lakukan?

Untuk mengganti atau mengalihakan isu kaum pinggiran tersebut adalah dengan menyibukkan kegiatan-kegiatan positif yang mencerdaskan anak, perempuan dan keluarga Indonesia. Tugas kita sebagai orang yang normal dan para ibu bagaimana membentengi keluarga dan anak dari penyakit masyarakat dan penyakit amoral ini dengan kajian akal dan pemahaman agama yang kokoh. Menyibukkan keluarga terutama anak-anak dengan aktifitas syaraf motorik seperti membaca buku, menghafal al Qur’an, berhitung, bermain manual seperti pasir, air dan tanah, tamasya ke tempat-tempat teduh dan sejuk dan menceritakan kaum-kaum terdahulu yang durhaka pada Allah Swt dan kaum yang diberi nikmat oleh Allah SWT.

Ini kegiatan ketahanan keluarga yang harus disebarkan pemberitaanya:

  1. Memboomingkan issu Berhenti Jomblo Dengan Menikah. Yakni merencanakan berkeluarga yang islami bagi yang masih lajang dengan niat ibadah untuk mendapatkan pasangan yang shaleh dan shalehah.
  2. Mengajak anak dan keluarga melaksanakan program keluarga shaleh seperti “Majelis Keluarga”, “Maghrib Mengaji”, “Maghrib Menghafal” dan mensyiarkannya, dan lain-lain.
  3. Membuat program dan mensyiarkan Keluarga Berencana Satu Keluarga Satu Hafidz/Hafidzah (KB One Family One Hafidz/KB OFOH).
  4. Membentuk dan mensyiarkan Komunitas Ibu Cerdas, Ibu Pintar bersama Balita, Komunitas Istri Khidmat pada suami atau Perempuan Tangguh dalam Islam. Semua bertujuan untuk menghimpun persepsi bahwa kaum perempuan itu mulia dengan peran dan taatnya pada syariat bukan pada akal, kebutuhan dan banyaknya meninggalkan rumah.
  5. Menghimpun persepsi terhadap kaum laki-laki yang taat pada Allah Swt dan rasul-Nya, laki-laki yang bertanggung jawab terhadap keluarganya. Komunitas Ayah Teladan, Komunitas Suami Bahagiakan Istri, dll.
  6. Menghimpun persepsi terhadap anak yang berbakti pada orang tuanya. Komunitas Bahagiakan Orang Tua, Gerakan Anak Bakti Orang Tua, Aku Kebanggaan Ayah dan Ibu, dan lain-lain.
  7. Mensyiarkan pelayanan masyarakat dan membuat Rumah Khidmat dengan program Konseling Keluarga, Curhat Ibu, Konsultasi Pra Menikah, Balita Cerdas, Lansia Tetap Pintar, Sekolah Janin atau Sekolah Ibu hamil, dan lain-lain.

Bila program ini dijadikan kegiatan yang sering disebut-sebut maka akan menutupi kebathilan yang ada. Tentu harus didukung dengan back up materi dan non materi yang kokoh. Nah, mari Keluarga Indonesia tunggu apa lagi, bergerak dan buat amal sebanyak-banyaknya. Semoga dari tujuh butir syiar yang disebutkan di atas ada pembaca yang terinspirasi untuk kebaikan dan menyebarkan seluas-luasnya. Wallahua’lam.

Baca Juga

Misi Menjaga Fitrah

Pekanbaru – Tak terasa bulan suci dan penuh limpahan keberkahan telah berlalu. Tinggalkan sejuta kenangan. …