Dumai, 7 Mei 2025 – Ratusan warga masyarakat Dumai melakukan aksi demonstrasi menolak keberadaan manajer baru PT Wilmar di kawasan Belitung, Kota Dumai. Aksi tersebut merupakan bentuk aspirasi masyarakat yang kecewa terhadap kebijakan manajer yang dinilai tidak berpihak kepada lingkungan sekitar maupun kepentingan masyarakat Dumai.
Masyarakat menilai kehadiran perusahaan besar seperti Wilmar semestinya memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan warga lokal. Namun, sejak pergantian manajer, hubungan antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan disebut memburuk. Hal ini memicu berbagai persoalan sosial dan lingkungan yang dianggap mencederai nilai-nilai budaya Melayu yang kental di kawasan Dumai.
Anggota DPRD Provinsi Riau, Haji Abdul Kasim, SH turut angkat bicara mengenai situasi ini. Ia menyayangkan tindakan dan sikap pihak manajemen Wilmar yang dinilai tidak menghargai nilai-nilai kearifan lokal. “Dumai ini Tanah Melayu, masyarakatnya santun, ramah, dan penuh toleransi. Tidak bisa seseorang yang datang lalu bersikap egois seolah-olah tidak perlu memperhatikan lingkungan sekitar hanya karena merasa sebagai pemilik kekuasaan dalam perusahaan,” tegas Haji Abdul Kasim.
Ia juga mengimbau pihak tertinggi PT Wilmar untuk segera merespons aspirasi masyarakat demi kebaikan bersama. “Kami berharap perusahaan besar seperti Wilmar bisa menjadi contoh dalam membangun hubungan harmonis dengan masyarakat. Jika hubungan baik terjaga, investasi akan berjalan lancar, masyarakat merasa diayomi, dan produktivitas perusahaan pun meningkat,” lanjutnya.
Aksi damai ini diwarnai dengan orasi, pembacaan tuntutan, serta doa bersama sebagai simbol kearifan lokal Melayu yang tetap mengedepankan nilai-nilai kesopanan dalam menyampaikan aspirasi.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Wilmar belum memberikan pernyataan resmi atas aksi protes masyarakat tersebut.