Semua orang harus belajar dan membaca sejarah, dengan mengetahui sejarah yang benar maka muncul persepsi/anggapan dan cara pandang yang benar pula. Bila tidak mau belajar dan mengetahui sejarah maka mereka akan dihancurkan dengan sejarah itu sendiri.
Begitu hendaknya dengan paham komunisme dan atheisme, butuh waktu panjang untuk hidup di dalam pemikiran seseorang yang paham sejarah berdirinya ideologi ini secara utuh dan universal. Bahkan dengan mudah lumpuh dan terusir dari negara ini bila seluruh lapisan elemen, pemerintah, aparat negara, ormas dan LSM mengetahui dengan benar keberadaan awal komunisme merongrong bangsa ini. Sungguh jahat, keji dan kejam tiupan syubhat (kerusakan berpikir) yang dihembuskan komunis kepada kawan dan saudara sebangsa, seagama dan setanah air. Kadang tak disangka teman sejawat, kerabat dan keluarga mengadopsi pemikiran ini sehingga kerusakan pikiran mereka antara “aku atau dia yang duluan tersingkir..”. Tentu sangat jauh dari karakter bangsa Indonesia yang saling teposeliro, toleransi, berkasih sayang dan penuh kerukunan.
*Bagaimana komunisme lahir dalam pemikiran pemuda..???*
Hari ini pemuda lebih dikenal dengan kaum millenial, artinya usia produktif mereka ada direntang umur 18 sampai dengan 39 tahun. Apa bahayanya pemikiran komunis terhadap pergaulan millenial hari ini..??
Anda tak akan mengira mungkin, jika atheis meniupkan paham agama tidak penting maka kaum millenial hari ini menyuburkan cafe daripada mesjid, me-ngetrend-kan prestasi disegala bidang daripada bangga berislam, mengedepankan mode daripada meneladani Rasulullah Saw, menjadikan rekan dan saudara seiman sebangsa sebagai kompetitor kompetensinya daripada mitra atau teman seperjuangan.
Anda bahkan lupa bahwa komunisme memandang materi adalah tuhan, komunisme bila dibahasakan terang-terangan di komunitas millenial tentu “no way” tapi tidak akan terasa bila telah menjelma menjadi paham materialisme atau paham kebendaan. Semua hal diukur dan dipandang dengan uang, harta, pekerjaan, jabatan, kedudukan, kekuasaan dan lain sebagainya.
Anda mungkin tidak berpikir bahwa pemuda harus dijauhkan dari pemahaman agama yang syumul, tapi malah meniupkan bahwa agama pada kaum pemuda akan menghambat prestasi dan kecerdasan. Agama justru membuat keterbelakangan di mata dunia, tidak beragama lebih keren dan trend. Naudzubillahi mindzalik..
Anda tak akan menyangka bahwa komunisme di tubuh pemuda hari ini ditiupkan kelas-kelas persaingan antar kelompok dalam permainan atau hobi. Menciptakan suasana kompetisi atas nama hobi dan kemampuan, gank-gank motor, gank game dan kelompok olahraga. Dalam pikiran itu yang tergambar adalah “kalau bukan kita yang menghabisi maka mereka yang akan menghabisi kita..” Sehingga akan muncul sifat represif hingga pembantaian sesama pemuda dan anak bangsa.
Apa penangkis komunisme ditubuh pemuda..??
Jangan salah, DN Aidit itu berasal dari anak kampung yang pandai mengaji dan adzan dengan suara yang merdu. Tapi setelah ia merantau dan mengenal tokoh-tokoh penting yang mengacaukan pikiran kebangsaannya maka ia pun berubah haluan total kepada atheis.
Maka anak muda, jangan puas bila sudah bisa mengaji dan adzan, jangan puas dan cukup hanya dengan bisa baca kitab tapi yang terpenting adalah memahami pemikiran Aqidah Islam dalam refleksi atau pengamalan Islam dalam sosial, ekonomi, budaya, politik dan cinta NKRI. Pendek kata, kaum millenial setelah soleh dari rumah maka harus mencari guru untuk mengkaji pemahaman islam yang benar dalam memahami kedamaian, keadilan dan kesejahteraan, cinta tanah air bagian dari realisasi iman. Apalagi Indonesia dalam pembukaan UUD 45, “atas berkah dan rahmat Allah Yang Maha Kuasa….dst”.
*Anak muda harus dekat dengan para kiyai, santri, tokoh agama dan sejarawan tentunya, tokoh pejuang kesatuan NKRI dan tokoh nasionalnreligius serta hendaknya membaca buku-buku sejarah Islam di Indonesia dan sejarah perjuangan melawan PKI di indonesia. Sekali lagi janganlah kaum millenial menjauh dari kalangan yang disebutkan di atas.*
*Bagaimana pula komunisme lahir di kalangan perempuan …??*
Ini paling menarik, karena saya perempuan ya.. PKI membantuk organisasi wanita itu dengan nama Gerakan Wanita (GERWANI). Gerwani ini terkenal kejam dan sadis, cincang daging manusia itu udah seperti mencincang bawang merah dan cabe di dapur.. naudzubillahimindzalik. Tabiat perempuan cuma dua yakni suka materi dan suka dikencani. Mengapa Gerwani jadi sadis..?? Karena mereka telah dijanjikan duit dan kekayaan yang melimpah. Mereka juga diberikan kepuasan batin dari para lelaki PKI, naudzubillah..
Nah, model komunisme dalam pemikiran perempuan hari ini muncul dalam materialisme sekali lagi paham kebendaan. Para meter hidup dan keberhasilannya selalu diukur dengan materi, dia tidak butuh pengatur hidup yakni agama karena agama akan merepotkan ruang geraknya dalam mencapai sesuai tujuan dan cita-citanya. Perempuan materialisme akan banyak mengejar dan tertarik pada beasiswa yang menjauhkan rumah dan keluarganya, diiming-imingi materi meskipun akan bekerja disektornya laki-laki. Wallahualam..
Mungkin kita juga melihat tapi lalai bahwa komunisme dalam gaya hidup perempuan saat ini mereka suka berkelompok dan memandang tim lain adalah rival beratnya. Yang bukan golongannya adalah pesaingnya, faksi-faksi berpikir dan bersosial juga tampak dalam bermasyarakat sehingga akan saling mengancam dan bertindak kekerasan sesama perempuan Indonesia apalagi sesama muslimah. Naudzubillah..
Gerwani itu kejam kepada kelompok lain selainnya karena memandang semua orang adalah ancaman baginya, pesaing dan rival yang membahayakan. Tentu ini sangat jauh sekali dari Islam rahmatan lil alamiin.. apalagi sikap kaum muslimah yang hakikatnya seorang makhluk yang lembut.
*Bagaimana perempuan muslim menangkis paham komunisme..??*
Perempuan muslim harus memahami islam dengan menyeluruh dan universal. Bahwa Islam telah mengatur dengan adil kehidupan perempuan di rumahnya. Kebendaan bukan cara bahagia untuk didapatkan sekalipun itu halal, tapi iman dan Islam itulah terpenting. Muslimah harus berani dan terdepan dalam menyuarakan kebenaran bukan terbuai dengan kelompok2 sosialita dan persaingan sosial, mereka harus dekat dengan para ulama, kyai dan santri, belajar sejarah perempuan2 pejuang. Muslimah harus mengetahui keadilan Islam dan makna persaudaraan bukan saling ganyang dan sikat. Bersikap lembut dan menyebarkan kasih sayang dengan ucapan salamlah maka menjadi identitas muslimah yang anti komunis.
Wallahualam..
#yukbelajarsejarah
#antikomunis
By. Setiyati (Ketua Bidang Kaderisasi DPD PKS Kep. Meranti)