Iman dan Kreatifitas Peradaban

Oleh : H. SofyanSiroj, Lc, MM

Shana’atul Hayat (pembuat kehidupan) bukanlah teori baru dalam sejarah dan peradaban Islam. Ia berputar secara dinamis selama ribuan tahun. Peradaban Islam itu sendiri diciptakan oleh pembuat kehidupan. Mereka menekuni berbagai disiplin ilmu sehingga menjadi expert. Mereka juga telah menanamkan pondasi ilmu pengetahuan modern yang sulit ditandingi. Mungkin sebagian kita dan musuh kita beranggapan bahwa ungkapan ini adalah sikap apologia yang berlebihan sebagai akibat termarjinalnya umat Islam pada era kini.

Termarjinalisasinya umat Islam pada hari ini memang suatu hal yang tidak bisa kitapungkiri, namun hal tersebut bukanlah presentasi umat Islam yang sesungguhnya. Ini lebih disebabkan karena pengamalan Islam secara secara parsial.

Kejayaan Islam pada masa lalu disebabkan pengamalan terhadap ajaran-Nya secara komprehensif. Sepertifirman Allah,

“Masuklahkamukedalam Islam secarakeseluruhan.”

Sehingga kaum Muslimin bangga dengan apa yang mereka ciptakan dari generasi ke generasi. Itu pula yang menjadikan mereka pernah menjadi kiblat peradaban selama berabad-abad.

Seperti yang kita maklumi, kita terlahir bukan sebagai pengekor, akan tetapi sebagai penggerak dan poros yang dikitari oleh objek yang mengorbit di sekeliling kita. Ini berarti kita mesti menemukan poros diri kita, peran apa yang kita lakoni untuk dapat mendekat kepada poros kehidupan yaitu Allah azzawajallah, menemukan poros tersebutlah yang dinamakan dengan kreatifitas atau amal.

Berbagai contoh kreatifitas dapat kita ketahui dari sejarah yang jujur, seperti dinasti Zanki, kemudian Shalahuddin al-Ayyubi, az-Zahir Bibras, Qathaz dan temannya Hisamuddin Lasyin yang sangat dermawan dan pemberani. Bersama seribu pasukan berkudanya ia menghadapi dua belasribu pasukan berkuda Tartar dalam penyerbuan mereka ke Syam, lalu menghancurkan mereka.

Begitu juga kreatifitas Syafi’i dalam membukukan ushul fiqh dalam kitab Ar Risalah, Bukhari membukukan hadist serta menyeleksi hadist shahih dari hadist dhaif, as-syarkawi dalam mengumpulkan pendapat Abu Hanifah dan para pengikutnya. Dan tak kalah pentingnya adalah penemuan kreatifitas berbagai generasi umat Islam dalam bidang astronomi, kimia, fisika, Matematika, Kedokteran dan Farmasi yang tidak bisa dinafikan oleh kemajuan ilmu pengetahuan sekarang.

Baca Juga

Memuliakan Malam Mulia

Pekanbaru – Jelang berakhir Ramadhan ada dua pemandangan umum yang lumrah terjadi di tengah umat …