Maulid Nabi: Meneladani Khidmat Nabi Muhammad SAW

Oleh: Abdul Rauf, A.Md ( Ketua DPD PKS Kepulauan Meranti)

Setiap tahun kita diingatkan oleh hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, sosok tokoh dan teladan yang agung. Saat hukum jahiliyyah menyelubungi peradaban Mekkah saat itu pula muncul semburat cahaya menerangi seantero Arab bersamaan dengan kelahiran beliau Rasulullah yang mulia. Menjawab semua pertanyaan para ahli kitab, menjawab semua permasalahan ummat. Rasulullah SAW dianugerahkan oleh Allah SWT melalui keteladanan akhlaknya untuk melayani dan berkhidmat untuk ummat manusia.

Khidmat itu tidak hanya kepada para shahabat dan kaum muslimin dan orang-orang shaleh akan tetapi kepada seorang Yahudi tua dan buta sekalipun Nabi SAW berkhidmat dan melayani. Hampir setiap pagi Nabi SAW menyuapkan roti yang sudah dilumatkan dengan mulutnya yang mulia untuk Yahudi buta itu. Hinaan, provokasi dan tuduhan palsu diarahkan kepada Nabi SAW yang sedang menyuapinya. Kebiasaan itu terjadi hingga Nabi SAW wafat.

Lalu Abu Bakar r.a menggantikan beliau, tetapi justru Yahudi itu marah karena yang menyuapinya pagi ini bukan orang yang biasanya. Alangkah haru dan tersedunya si Yahudi itu ketika Abu Bakar memberitahu bahwa orang yang selama ini menyuapinya dan yang disebutnya sebagai orang gila dan tukang sihir itulah Muhammad yang kini telah wafat. Dialah orang yang setiap pagi ia hina dan caci. Hidayah Allah SWT menjadikan Yahudi mengucapkan syahadat hingga akhir hayat ia tetap menjadi muslim.

Demikian pula kepada seorang wanita Yahudi yang menjadi “langganan” setiap hari melempari kotoran unta kepada Nabi SAW. Namun disuatu hari ia absen “bertugas” dan Rasulullah mencari kabarnya ternyata sedang sakit keras, Nabi SAW pun menjenguknya.

Itulah cahaya khidmat, mengantarkan dari kekufuran kepada hidayah Allah SWT dan Islam menjadi rahmatan lil ‘alamin.

Mari kita maknai keteladanan khidmat Nabi SAW di atas.
Ketika melayani dengan ikhlas dan tanpa meminta imbalan maka akan berbuah hidayah dan cahaya iman menerangi orang-orang yang masih berhati gelap.

Kedua orang Yahudi di atas bukan muslim namun Nabi SAW tetap memberikan khidmatnya karena itu keteladanan yang menjadikan mereka memeluk Islam. Jika banyak khidmat yang ditebar maka manusia akan datang berbondong-bondong kepada Islam. Sekalipun khidmat itu dibalas dengan keburukan, provokasi atau pengkerdilan karakter da’inya hendaknya jangan mundur dan berhenti. Hakikat dakwah itu penuh rintangan dan hinaan. Akan ada orang yang tidak suka dengan khidmat itu sendiri, diminta melukan yang samapun mereka tak mampu. Contoh itu akan ada sepanjang sejarah perjuangan dakwah Islam.

Demikian juga dakwah Islam hari ini bila pelaku dakwahnya makin banyak menebar khidmat pelayanan dan kebaikan dengan keikhlasan maka kemenangan Islam tak dapat diundur lagi, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada ketentuan Allah SWT.

Terimakasih yaa Nabi..ya Rasulullah. Shalawat dan salam untukmu tercurah dan keluarga serta shahabat.

Allahumma shalli a’laa muhammad waala alihi ajmaiin.
Washalallahu ala sayyidina muhammad.

Baca Juga

” Berebut Jadi Orang Bodoh “

Samar, tapi jelas. Suara itu isyarat untuk menyapa ku. “Halo Abang Ketua DPRD…” Suara samar …