Munas V PKS: Tuntasnya Sebuah Metamorfosa

Dua hari sudah Munas V PKS usai. Dari rangkaian puncak acara pada Ahad lalu, saya berani menyimpulkan dalam satu kalimat. Yakni tuntasnya sebuah metamorfosa.

Sekitar 3 tahun lalu, saya menulis cukup panjang saat menyambut milad PKS. Berjudul: PKS, ‘Mazhab’ Baru dan Metamorfosa yang Belum Tuntas. Isinya melihat PKS seobyektif mungkin. Kelebihan dan kekurangannya.

Mengapa saya memilih diksi ‘metamorfosa’? Sebab ini relevan dengan situasi yang dihadapi PKS. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), metamorfosa artinya perubahan bentuk. Contoh, seekor ulat menjadi kupu-kupu.

Memaknai arti metamorfosa di atas, perubahan dimaksud artinya sesuatu yang terjadi karena ada proses dan perkembangan. Lalu, hasil perubahan tak meninggalkan asal muasal. Jati diri awal akan selalu menjadi landasan perubahan. Seekor kupu-kupu tak akan pernah jadi kupu-kupu nan indah jika tak melalui tahapan awal, yakni menjadi ulat.

Begitulah setidaknya saya mencermati fenomena PKS dalam Munasnya. Partai ini telah menuntaskan satu pekerjaan besar saat sebuah gerakan sosial keagamaan berubah menjadi partai politik. Yakni imaji pihak luar tentang kompabilitas Islam dengan isu kebangsaan atau ke-Indonesiaan. Di buku saya yang berjudul PKS Mengubah Pusaran menjadi Arus Balik, saya menulis hal ini sebagai pekerjaan rumah PKS ke depan.

Kemarin di Munas V, kita menyaksikan upaya menuntaskan itu terlihat all out. Paling tidak tercermin dari 3 hal:

Pertama, soal lambang partai. Sebuah terobosan berani mengubah gambar kotak yang kerap dipersepsikan sebagai Ka’bah dan simbol umat. Kini, lambang PKS bulat dengan warna oranye. Terkesan dinamis, optimis dan membuka diri.

Kedua, tentang Hymne dan Mars PKS yang diaransemen oleh Dwiki Dharmawan. Ada perubahan fundamental. Simak lirik-liriknya. Warna kebangsaan sangat kental. Mendominasi. Pancasila sebagai pedoman berbangsa, tapi tetap menjadikan Islam sebagai pondasi.

Ketiga, masuknya dr Gamal Albinsaid sebagai Ketua DPP Bidang Kepemudaan. Banyak pihak terkejut. Betapa tidak, Gamal adalah representasi anak Milenial berprestasi nasional dan internasional. Tiba-tiba dia ada di PKS. Wow…Ini bukti PKS siap menerima anak-anak muda, seperti yang disampaikan Presiden PKS Ahmad Syaikhu dalam pidato politiknya.

Saya melihat munas di Bandung memberikan pesan kepada banyak pihak. Bahwa PKS sudah tuntas bermetamorfosa. Mungkin akan ada yang meragukan.

“Ah ini kan cuma simbol dan soal lagu saja. Buktikan donk di lapangan.”

Justru harus dilihat sebaliknya. Perubahan lambang, hymne dan mars muara dari apa yang telah, sedang dan akan terus dilakukan kader-kader di kehidupan nyata. Saya tak akan banyak memberikan bukti. Cukup satu saja yang mewakili. Namanya Ayang Rumika. Dia bukan kader PKS, tapi warga Riau yang terkena dampak kabut asap parah pada 2019 lalu.

Soal ini, saya sudah membuat tulisannya. Tapi saya hanya menuliskan singkat saja kali ini. Ayang tak berjilbab. Dia ditolong oleh kader-kader PKS. Dijemput dari rumah, dibawa ke posko hingga ke rumah sakit. Ayang begitu terpesona hingga mulutnya tak mampu menahan pujian kepada PKS yang diucapkannya dalam tayangan langsung sebuah acara di televisi nasional

Jadi, kerja-kerja kebangsaan sudah dan akan terus dilakukan oleh kader-kader PKS. Tak peduli siapa yang dibantu dan apa latar belakangnya. Sehingga, perubahan logo, hymne dan mars PKS bertolak dari realitas di lapangan. Bukan sekadar gambar tak bermakna dan syair lagu yang indah tapi hampa.

Ini sejalan dengan konsep ideologi Islam menurut Mohamad Sohibul Iman. Islam sebagai ideologi, berada dalam dua tataran. Yakni sebagai principle ideology dan working ideology. Sebagai prinsip, Islam dijadikan landasan. Dan sebagai working ideology, PKS menjadikan keadilan, demokrasi, kesetaraan dan lainnya sebagai nilai-nilai untuk bergerak melayani rakyat dalam bingkai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.

Inilah metamorfosa PKS yang telah tuntas. Dan dalam bahasa Habib Salim Al Jufri, PKS yang menjadikan Islam sebagai rahmatan lil’alamiin.

Semoga.

Erwyn Kurniawan
Sekretaris Kantor Staf Presiden (KSP) PKS
Presiden Reli

Baca Juga

RUNTUHNYA PANCASILA KAMI

Hari Lahir (Harlah) Pancasila yang diperingati setiap tanggal 1 Juni momentum untuk merefleksi kondisi berbangsa …