Tips Liburan Produktif Kader PKS

Oleh: Abdul Rauf, A.Md (Ketua DPD PKS Kepulauan Meranti)

Hakikat libur adalah menyegarkan semangat, menambah energi kerja dan memvariasikan aktifitas. Dalam Islam seorang mukmin itu istirahatnya bergantinya dari satu aktivitas kepada aktivitas lain. “Faidza faraghtafanshab.. wa ila rabbika farghab..” Maka, berlibur itu menukar kesibukan pada kesibukan lain utk terciptanya dinamisasi agar tdk jenuh.

Upayakan nuansa yang hadir benar-benar segar, tidak membawa kesusahan pekerjaan sehari-hari atau pun persoalan di luar itu. Perlu diperhatikan menikmati libur itu tidak sebatas hanya berpindah tempat atau ruang tapi menyimpan pikiran dan tenaga agar pasca libur dapat memghasilkan ledakan energi yang dahsyat kualitas bertambah dan hasil maksimal.

Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) termasuk orang-orang yang memiliki kesibukan dan jam terbang yang tinggi. Khidmat yang dilakukan bersama masyarakat setiap saat cukup meletihkan, maka tubuh dan ruh harus berikan hak untuk digembirakan. Berikut tips dan pilihan jenis liburan bagi kader PKS.

1. Liburan Psikis
Jenis liburan ini bagus untuk mereka yang punya kesibukan dakwah, tabligher dan berinteraksi dengan banyak orang. Muatan liburan jenis psikis ini adalah mengasah ruhiyah, pemikiran dan persepsi misal ke toko buku dan pustaka, rihlah ke mesjid, mengunjungi orang-orang shaleh, tokoh sejarahwan, ziarah kubur, dan tempat-tempat yang penuh nuansa ruhiyah. Bisa juga dengan variasi lainnya menjamu tamu dengan secangkir teh plus biskuit (tee party), sedekah bingkisan ke tetangga bersama anak-anak, makan malam bersama tetangga di halaman rumah, dan lain sebagainya. Namun perlu diingat semua jenis liburan nuansa ruhiyah ini juga melibatkan anggota keluarga agar proses pembinaan (tarbiyah baitul muslim) keluarga muslim tetap berjalan.

2. Liburan Fisik
Bila hari-hari para kader PKS di sibukkan dengan jurnal, makalah, karya ilmiah dan yang sifatnya pekerjaan teks book seperti profesi guru, dokter, pengacara, dosen, direktur, maka jenis liburannya adalah yang bersifat fisik. Mengapa..?? Karena hari-harinya dihadapkan dengan kekuatan fisik, misal guru atau dosen harus berdiri beberapa jam dihadapan peserta didiknya, maka jenis liburannya adalah outbond, berkemah, traveling, mendaki gunung, kuliner, arung jeram dan sebagainya. Ini juga dilakukan bersama keluarga dan orang terdekat, agar mereka memahami kesibukan masing-masing.

Bagaimanakah nuansa liburan yang harus terbentuk bagi aktivis dakwah…???

Karena setiap hari aktivitas mereka membersamai ummat dalam berbagai macam bidang, maka nuansa liburan mereka sejatinya bersama keluarga agar terbentuk keharmonisan dan kekompakan keluarga karena akan dapat mengokohkan visi keluarga dakwah sehingga dakwah menjadi orientasi utama keluarganya.

Karena dai juga manusia maka butuh suasana gembira dan kesegaran jiwa. Semua berbasis keluarga, mengunjungi anggota keluarga suami istri, rihlah bersama keluarga, mengunjungi pustaka dan musium bersma keluarga, lomba masak keluarga, wisata kuliner keluarga, kemah keluarga dan lain sebagainya.

Membawa anak-anak mengunjungi ulama, dzuama’ (cendikiawan) adalah kebiasaan yang terus dihidupkan.
Karena dai juga manusia maka butuh suasana gembira dan kesegaran jiwa untuk mendapatkan ledakan ruhiyah dan amal pada hari berikutnya.

Hari esok adalah perjuangan yang akan menguras fisik dan pemikiran maka tiap kepala keluarga mengkondisikan keluarga yang akan ditinggalkan berjihad, jaulah dan berdakwah sehingga terbentuk tawadzun di dalam dakwah. Wallahualam

Baca Juga

Aleg PKS, H. Amal Fathullah Kunjungi dan Bantu Warga Kampar di RS Awal Bros

Pekanbaru — Pada hari Jum’at (4/10/2024), Anggota DPRD Riau dari Fraksi PKS, H. Amal Fathullah, …