Oleh: Setiyati, S.Si
Dakwah dari hari ke hari terus mengalami perluasan dan perkembangan, itu sudah sunnatullah bagi yang tetap meyakini dakwah ini adalah milik Alah Swt. Secara konteks dakwah tidak sesempit makna teksnya yang terbatas pada tempat, sarana dan objek dakwah, melainkan ada ribuan seni dan cara dakwah itu sendiri untuk terus menjadi besar dan mulia.
Sudah menjadi tagline amal berjamaah prinsip dakwah hari ini adalah berkhidmat kepada ummat. Secara sederhana berkhidmat yaitu melayani kebutuhan, pemberdayaan potensi dan membantu advokasi di ranah hukum.
Dalam pengamalan khidmat ini ada dua hadits penting yang harus kita baca, yaitu;
Dari Abu Hurairah ra, Nabi SAW, bersabda: “Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim).
Pada suatu hari Rasululah SAW ditanya oleh sahabat beliau : “Ya Rasulullah, siapakah manusia yang paling dicintai Allah dan apakah perbuatan yang paling dicintai oleh Allah ? Rasulullah SAW menjawab : “Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah manusia yang paling banyak bermanfaat dan berguna bagi manusia yang lain; sedangkan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberikan kegembiraan kepada orang lain atau menghapuskan kesusahan orang lain,atau melunasi hutang orang yang tidak mampu untuk membayarnya, atau memberi makan kepada mereka yang sedang kelaparan dan jika seseorang itu berjalan untuk menolong orang yang sedang kesusahan itu lebih aku sukai daripada beri’tikaf di masjidku ini selama satu bulan ” ( HR. Thabrani ).
Dari dua hadits di atas semakin mantap rasanya kita merealisasikan plat dakwah kita hari ini yaitu berkhidmat untuk ummat. Setiap kader punya kesempatan dan hak yang sama untuk menjadi manusia terbaik yang dicintai Allah Swt karena kemanfaatan di sekitar lingkungannya. Memberikan pelayanan dan pertolongan tidak harus menunggu punya harta dulu tapi bisa dilakukan dengan apa yang kita mampu. Khidmat ini dimulai dari rumah-rumah dan keluarga kader.
Misalnya bagi masyarakat awam sangatlah buta terhadap prosedural pengobatan yang bisa didapatkan gratis dari rumah sakit daerah, maka diawali dari anggota keluarga kader PKS yang punya pengetahuan lebih dalam hal itu maka menguruskan mereka sampai selesai pengobatan itu juga sudah melakukan pelayanan. Contoh lainnya bisa dibuat pelayanan konsultasi keluarga di rumah kader, sehingga setiap masyarakat yang punya keluhan mengenai keluarga di sanalah tempat mereka curhat dengan nyaman.
Pelayanan kesehatan ala Nabi Saw dengan bekam dan ruqyah, keahlian ini tidak semua orang bisa tetapi kader PKS umumnya mampu dan punya keahlian tersebut.
Pusat konsultasi dan motivasi bisnis dan pemberdayaan serta pembinaan ekonomi tentu sangat dibutuhkan meskipun bukan bantuan materi yang dibutuhkan namun sekedar sharing bisnis dan pemberdayaan potensi ekonomi masyarakat itupun sangat bermanfaat. Membuka taman hijaiyyah bagi anak-anak atau lansia di rumah kader juga tak kalah pentingnya, mengingat masih banyak ummat Islam yang masih buta hijaiyyah dan belum tepat membaca Al Qur’an.
Apalagi kebutuhan ruhani dan pengetahuan keislaman kader PKS sudah dipastikan bisa melakukan pelayanan dan pembinaan tersebut. Singkatnya rumah kader itu menjadi pusat layanan kebutuhan dan pemberdayaan masyarakat dengan sfesifikasi bidang yang berbeda-beda sesuai kebutuhan masyarakatnya. Bila ini dilakukan terus menerus sampai akhir hanyat kita maka amal jariyah terus mengalir menjadi penolong kita di akhirat kelak. Tentu kader PKS juga terus memenuhi kapasitas dan ilmu untuk senantiasa eksis di masyarakat, ibadah nawafil (ibadah sunnah) dan sunnah harian tidak pernah ditinggalkan dan keimanan serta penghara