Suara Nol di Pileg, Caleg Ini Tetap Bantu Warga di Sebuah RT

“Dulu di tahun 2019, saya dan bu Indria Rita, S.Pd diamanahkan menjadi Caleg (Calon Anggota Legislatif) dari partai PKS, bu Indria Rita Caleg DPR RI dan saya Caleg Kota Pekanbaru,” Kenang Dessy Sofiani mengawali kisahnya.

“Kami datang bersilaturahim dan memperkenalkan diri ke wilayah RT xxx, RW xxx, Kelurahan txxh nxxri, Tenayan Raya. Saat itu kami datang tidak membawa apa-apa, selain gelas sebagai cinderamata,” sambungnya.

Dikatakannya, waktu itu masyarakat menyambut mereka dengan antusias, bersemangat dan menyampaikan segala uneg-uneg, terutama tentang kondisi ekonomi yang sulit.

“Rata rata penghasilan mereka dari mencetak batu bata. Sebuah pekerjaan yang sangat berat bagi ibu2,” ungkap wanita yang berlatar belakang pengusaha itu.

“Melihat antusias dan semangat serta keluguan mereka, saat itu kami merasa mudah-mudahan ada suara kami disana,” imbuhnya lagi.

“Namun, kenyataannya, pada saat hari H pencoblosan, setelah perhitungan suara selesai, ternyata suara kami NOL besar…. benar benar nol…,” kenangnya lagi.

Dirinya melihat, suara didominasi oleh orang-orang yang berani bagi-bagi angpau atau sembako. Padahal secara peraturan itu tidak dibenarkan.

“Teruuus… gimana perasaan kami??? Sakit hati?? Kecewa???. Mungkin normalnya begitu…”

“Tapi alhamdulillah… Karena menjadi Caleg bukanlah ambisi utama kami. Rasa kecewa dan sakit hati itu tidak sempat mampir di hati,” cetusnya lebih lanjut.

Ketika Pemilu telah selesai, dan dirinya bukan lagi Caleg, ia datang kembali kesana. Saat itu ia berani bawa-bawa amplop dan bantuan untuk membantu masyarakat yang kurang mampu.

“Saya bagi2 ke mereka, dan saya katakan ‘ini saya berbagi sedikit rezeki, uang zakat saya,” tutur wanita berdarah minang ini.

“Mereka heran dan sedikit tidak enak, kemudian mereka curhat ke saya ‘buk belum ada lagi Caleg yang datang kesini setelah pemilu ini selain ibu’,” ungkap Dessy menirukan perkataan warga.

Sejak saat itu, Dessy Sofiani sempat beberapa kali memberi bantuan ke warga setempat, dan mereka pun cukup sering menelpon dan curhat kepadanya.

“Terakhir 3 hari yang lalu bu RT xxx ini menelpon lagi, beliau menyampaikan warganya sangat susah sekali sekarang, tidak bisa nyetak batu bata, untuk makan pun susah,”

“Ibu RT tersebut mengatakan bahwa mereka sudah mengumpulkan KK dan sudah bolak balik ke kelurahan tapi bantuan dari pemerintah tak kunjung datang,” bebernya.

Mendengar keluhan tersebut, Dessy Sofiani mengatakan akan mengusahakan untuk membantu warga RT tersebut yang terdampak Covid-19.

Kemudian dirinya menghubungi bu Indria Rita dan menceritakan keluhan bu RT tersebut. Akhirnya ia dan bu Iin (panggilan akrab Indria Rita) sepakat untuk membantu dengan memberi beras.

“Masing-masing kami dari uang pribadi. Bu Iin walaupun istri Wakil Wali Kota juga pakai uang pribadi, karena gak ada dana dari Pemko kata beliau,”

Kemudian, setelah beras sudah tersedia, dirinya menghubungi bu RT tersebut.

“Bu RT datang menjemput dengan gembira dan ia sangat berterimakasih,”

“Bu RT bilang ‘Alhamdulillah menghubungi ibu cukup lewat telpon aja, gak pakai kumpul2 KK dalam 2 hari bantuan sudah ada’, PKS emang beda, InsyaAllah ke depan kami akan setia ke PKS,” imbuh Dessy menirukan perkataan bu RT.

Menutup kisahnya, Dessy Sofiani mengungkapkan bahwa apa yang ia lakukan bukan berniat untuk riya, tapi agar kejadian tersebut bisa menjadi edukasi kepada masyarakat, supaya bisa melihat dengan jernih ketika menentukan pilihan politik.

*Note

Yang jemput bu RT dan bapak mantan RT yang dicalonkan warga menjadi RW..

Baca Juga

Ahmad Tarmizi Tutup Rangkaian Kampanye PKS Riau 2024.

Pekanbaru – Seribuan masa memadati halaman kantor DPTW PKS Riau jalan Sukarno Hatta Pekanbaru, untuk …