Oleh: Muhammad Sabarudi, Anggota DPRD Kota Pekanbaru
Mungkin inilah kalimat yang PAS dan COCOK, ketika PANGGUNG LEGISLATIF telah “diobrak abrik” dengan tontonan “KEPONGAHAN”. Aturan hukum yang harusnya INDAH UNTUK RAKYAT, “DIBANTAI” untuk “KEPENTINGAN”, entahlah, awak pun tak tau, atau pura-pura tidak tau. 😊
Ribut soal panggung ini sudah lama terjadi. Sehingga muncullah penyematan “PAHLAWAN KESIANGAN MENCARI PANGGUNG”
Entah siapa yang berkepentingan dengan kalimat ini, yang jelas, kalimat ini terasa dalam, ingin “MEMBUNGKAM” dan “MENIKAM” siapa saja yang ingin berdiri menguatkan KEBAIKAN RAKYAT.
Pokoknya, siapa saja yang ingin menguatkan Panggung, akan dilibas dengan ISU “MENCARI PANGGUNG”, dan lebih dahsat lagi, juga disematkan sebagai “PAHLAWAN KESIANGAN”.
Saya termasuk orang yang TAK PEDULI dan BAPER dengan kalimat itu. Karena saya tahu, aromanya terasa seperti kalimat yang keluar dari “PENJILAT”, agar langkah busuknya mulus tak tercium oleh RAKYAT.
Dicurigai, KISRUH data RT RW penerima Bansos akibat wabah COVID 19, adalah alasan mengapa kalimat MENCARI PANGGUNG itu muncul. Kekisruhan pun berlanjut, akibat banyak RT RW yang hanya menerima bantuan, tidak layak dan tidak sesuai dengan jumlah yang diharapkan.
Dan yang paling dahsyat, Pansus Revisi RPJMD yang notabenenya cacat, tambah dicacatkan lagi dengan melabrak aturan hukum terkait dengan tata tertib DPRD.
“Biarlah tak QUORUM, sing penting kita sahkan”.
“Gile lu Ndroo…” 🙃😂