Pekanbaru – ”Jadilah seperti pohon dengan akar tunggang yang kuat, tumbuh perlahan namun sangat kokoh” itulan penggalan kalimat yang diucapkan Hendry Munief saat mengisi Talk Show Kewirausahaan di STIE AKBAR Riau yang dihadiri Civitas Akademika pada hari Selasa 31 Oktober 2017.
Acara yang dilaksanakan untuk memperingati hari sumpah pemuda itu dibingkai dengan Talk Show dan bazar kewirausahaan, pemateri yang dihadirkan pun tidak tanggung – tanggung yakni Hendry Munief pengusaha properti dan perhotelan, Syaifullah owner Miso Pak Imam dan Hamdani pemilik bisnis properti Hamra Land.
Hamdani yang diberi kesempatan pertama berbicara mengatakan bahwa bisnis harus dimulai sejak dini dan focus karena jika tekun maka akan bisa menjadi bisnis yang handal dan cepat menemukan bisnis yang cocok buat diri kita. “saya sendiri sudah banyak menggeluti bisnis dan rata – rata gagal, hingga saya menemukan bisnis yang sesuai dengan saya, yaitu bisnis property”, jelas mantan Presiden Mahasiswa Universitas Riau itu.
Ia juga mengungkapkan bahwa peluang menjadi pengusaha di Indonesia masih terbuka lebar, dimana jumlah pengusaha di Negara ini hanya 1,6 %, dikatakannya bahwa jumlah minimum pengusaha yang dibutuhkan suatu negara untuk maju adalah 2 % dan ini masih jauh dari yang diharapkan.
“Kita masih kalah dengan Malaysia yang memiliki jumlah pemgusaha 5 %, singapura 7 % dan China 10 %, jepang 11 % dan Amerika 12 %”, sebutnya.
Sementara itu Syaifullah narasumber kedua menceritakan success storynya dalam menggeluti bisnis, dari mulai ia resign (keluar, red) dari pekerjaanya dengan gaji yang cukup lumayan dan memulai bisnis dengan modal lima juta rupiah yang di pinjamnya dari Hendry Munief untuk membangun bisnis Kuliner yang saat ini berkembang pesat.
“Banyak teman – teman yang menyayangkan saya keluar dari pekerjaan, bahkan orang tua juga menentang, tapi dengan kekuatan tekad dan meminta ridho orang tua dan Allah, saya terus maju mengembangkan usaha kuliner”, Papar imam besar Masjid Ar – Rahman Pekanbaru tersebut.
Syaifullah melanjutkan ia sering mendengar bahwa resign dari pekerjaan dan memilih jadi pengusaha dari nol adalah suatu kemunduran, tapi bagi dirinya hal tersebut adalah sebuah langkah maju. Ia merasakannya setelah setahun pertama bergelut menjadi pengusaha, kini usahanya sudah membuka cabang dibeberapa daerah di Indonesia.
“Saat ini ada pengusaha dari Malaysia yang ingin membuka cabang miso Pak Imam disana, tapi masih kami pelajari, karena harus dilihat dulu Analisis SWOT nya” tutur pria yang ingin membuka usahanya di Makkah dan Madinah ini.
Sementara narasumber ketiga Hendry Munief yang juga mengajar mata kuliah kewirausahaan di kampus STIE AKBAR tersebut menjelaskan bahwa keterampilan menjadi pebisnis tidak harus dari jalur keluarga, bukan juga dari jalur pendidikan, bukan juga bakat, karena semua orang bisa menjadi pebisnis.
“Pak Syaifullah adalah contoh nyata, tidak satupun dari keluarganya yang memiliki darah bisnis, beliau juga pernah jadi karyawan, tapi dengan bimbingan dari mentor bisnis dan kesungguhan dalam membangun usahanya, kini beliau bisa sukses, karena bisnis itu melahirkan energi positif”, ungkap alumni Universitas Padjadjaran ini.
Hal tersebutlah yang dirasakan Tengku Annisa seorang mahasiswi STIE AKBAR Riau dalam menggeluti usaha yang dirintisnya semenjak SMA tepatnya tahun 2012, menurutnya seorang Pembina atau mentor dalam bisnis itu sangat penting.
“Dulu saya sebelum mengikuti mata kuliah pak Hendry Munief tidak memiliki perencanaan bisnis, catatan juga tidak rapi bahkan tidak ada sama sekali, tapi setelah mengikuti kuliah beliau saya sudah bisa mengetahui pengeluaran dan pemasukan yang saya dapat”, ungkat dara kelahiran deli ini.
Diakhir acara talshow Hendry Munief dan dua orang narasumber bersama civitas akademika STIE AKBAR meninjau bazar kewirausahaan untuk langsung berdiskusi dengan para mahasiswa yang menggelar usahanya, yang sesekali diringi canda tawa. (ari)