Serial keluarga pejuang akan senantiasa ada setiap masanya, karena jika ada medan tempur untuk kaum laki-laki maka tentu akan ada pula tempat mereka berlabuh. Rumah yang di dalamnya ada bidadari surga yang dititipkan di dunia, mereka menyamar sebagai perempuan yang berbakti pada suami-suami mereka, tapi sifat manusiawi mereka menjadi ciri bahwa mereka masih di dunia. Mereka melahirkan, menyusui, memasakkan makanan dan membereskan rumah suami mereka. Inilah perempuan-perempuan yang hadir di rumah-rumah para pejuang dan lahir dari rahim penempaan pendidikan Islamiyah, memberikan dorongan kepada suami agar tidak selalu di rumah terus, memberi kenyamanan anak-anak untuk selalu di rumah menikmati menu-menu masakannya.
Perempuan PKS, begitu orang menandai dari aktivitasnya yang juga banyak di luar rumah. Wanita yang terlihat lembut di rumah ternyata bila sudah keluar rumah akan menjadi sosok Srikandi yang tak kenal lelah, penuh inspirasi, gigih dengan ide yang diperjuangkan, berkontribusi untuk masyarakat dengan upaya yang dia mampu. Bahkan dalam hal ide dan kreativitas bisa mengalahkan laki-laki tanpa harus ia tampil di podium, cukup dengan memberikan support, gagasan dan menyiapkan amunisi bagi para pejuang laki-laki itu sudah lebih dari menyelesaikan setengah perjuangan mereka.
Keluarga PKS tidak selalu kisahnya di kenyangkan dengan seri-seri romantis setangkai bunga, sebungkus coklat atau selingkar cincin. Tidak pula melulu cerita keharmonisannya ada di meja makan dengan hidangan lezat restoran ternama, atau taman rekreasi indah seindah Cappadocia. Keluarga PKS, romantisnya itu terkadang hanya keliling dan menembus kampung dengan jalan licin dan berakar karena ada undangan masyarakat untuk meminta belajar Al Quran dan Islam di sana. Keluarga PKS itu sudah sangat bahagia dan romantis bila pasangannya pulang ke rumah bercerita ada puluhan orang yang siap bergabung dan membuat kartu anggota.
Hakikatnya bahagia bagi perempuan PKS adalah tersampaikannya visi akhirat itu ada pada suaminya. Sama-sama mempunyai tujuan untuk akhirat, di dunia mencari kasih dan sayangnya Allah dan di akhirat mendapat ridhaNya. Perkara dunia bukan hal yang dipusingkan, karena sejatinya dunia itu rendah derajatnya sehingga ia akan mengejar kepada siapa yang tidak peduli dengannya.
Wallahu alam.
By. Setiyati (ketua Bidang Kaderisasi DPD PKS Kepulauan Meranti).