KEMATIAN DAN PEDIHNYA SIKSA KUBUR

Oleh: Firmansyah Putra, S.Pt (MPD PKS Kepulauan Meranti)

Disampaikan pada taujih Jalsah Ruhiyah akhawat, DPD PKS Kepulauan Meranti.

Kematian adalah sunnatullah yang terjadi dalam fase hidup setiap makhluk. Karena kematian itu sangat menyakitkan lalu setelah kematian itu ada alam barzakh yang mengerikan, maka Nabi Saw mengingatkan kita ummatnya dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan dishahihkan Syaikh Al-Albani di dalam Ahkamul Janaiz dan Shahih Al-Jami’ no, 1672.

Berikut beberapa ulasan hadits di atas. Ada perbedaan ruh orang beriman dan orang yang durhaka kepada Allah SWT ketika nyawanya dicabut. Ruh orang yang beriman itu ketika hendak dicabut ia hendak segera bertemu dengan Allah maka sangat mudah keluar. Sebaliknya orang kafir itu takut akan bertemu dengan Allah sehingga ia seolah lekat di tubuhnya sehingga susah sekali keluar dari jasadnya. Ruh orang beriman dikafani dan dishalatkan oleh tujuh puluh ribu malaikat dan malaikat disetiap tingkatan langit lalu diterima dengan suka cita oleh Allah SWT dengan aroma yang harum, sedangkan orang kafir ruhnya tidak diterima oleh Allah SWT dan baunya busuk.

Kematian dan alam kubur itu sebagai alat untuk kita bertafakur dan mengingat kematian bahwa semua kita akan mengalami kematian. Sesulit apa beban diri dan hidup kita maka jika kita ingat mati dan siksa kubur itu menjadi pelembut hati kita dan peringatan yang dapag menaikkan keimanan kita. Banyak ujian dan masalah kita dalam dakwah dan tarbiyah ini, cukuplah kematian sebagai cara untuk mengingat Allah kembali.

Karena kita semua akan mati, maka bagaimana amanah dakwah dan aktivitas tarbiyah kita sebagai amal yang dapat mempermudah proses kematian kita kelak di hadapan Allah SWT. Mungkin tidak banyak amal yaumi (harian) kita, sedekah kita masih sedikit, tilawah kita masih jarang, shalat kita kurang khusyuk. Akan tetapi disebabkan kita berkomitmen dengan dakwah ini, membina halaqah dan mengemban amanah dakwah yang diberikan dengan baik maka barangkali inilah yang akan menolong kita saat sakaratul maut dan dalam alam kubur.

Mari kita jadikan kematiN sebagai dzkirul maut yang paling efektif untuk meningkatkan ruhiyah kita, meningkatkan kualitas kita sebagai da’i dalam berkhidmat untuk rakyat dan ummat ini. Khidmat yang berorientasi akhirat adalah amal yang berlandaskan keikhlasan yanag harus dicapai setiap kader dakwah di hadapan Allah Azza wajalla. Sekecil apapun itu berikan untuk rakyat, pelayanan, pendampingan dan pembelaan karena mereka adalah kaum yang awam dibandingkan kita dalam hal orientasi khidmat untuk Allah SWT.

Semoga Allah SWT meridhoi kita semua. Aamiin. Wallahualam.

Baca Juga

Misi Menjaga Fitrah

Pekanbaru – Tak terasa bulan suci dan penuh limpahan keberkahan telah berlalu. Tinggalkan sejuta kenangan. …